Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pelatih ganda campuran PP PBSI, Richard Mainaky, mengaku tak sabar ingin melihat aksi para pemain pelapis ganda campuran di turnamen bulu tangkis Indonesia Terbuka 2018 di Istora Senayan, Jakarta, pada 3-8 Juli 2018.

Sebagai tuan rumah, kata Richard yang ditemui di Jakarta, Senin, Indonesia menurunkan pemain-pemain terbaiknya, termasuk skuat ganda campuran yang mengandalkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang merupakan juara bertahan.

Meski ada Tontowi/Liliyana, sebagai turnamen kelas dunia, pemain-pemain terbaik dunia akan turun di sini. Tentunya ini merupakan tantangan tersendiri bagi para wakil tuan rumah yang juga menurunkan pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, yang akan behadapan dengan para unggulan di putaran awal.

Seperti Hafiz/Gloria yang bisa saja kembali bertemu unggulan keenam asal Denmark, Mathias Christiansen/Christinna Pedersen, di putaran kedua. Pekan lalu di Malaysia Terbuka, Hafiz/Gloria membuat kejutan dengan menaklukkan pasangan ini.

"Hasil undian di sini bagus untuk pemain pelapis, supaya mereka bisa menguji kemampuan mereka sejauh mana bertemu pemain level elit. Misalnya Hafiz/Gloria, apa bisa menang lagi dari pasangan Denmark? Persentase performa mereka ini yang akan dinilai," kata Richard yang ditemui di sela-sela sesi latihan di Istora Senayan, Jakarta, Senin.

Richard sendiri mengaku tak khawatir ketika ditanya soal tekanan sebagai tuan rumah dan riuhnya Istora justru dinilai Richard akan memacu semangat para anak-anak didiknya.

"Main di kandang sendiri tidak menjadi beban buat tim kami. Tapi pasti ada rasa ingin memberikan yang terbaik, nah ini yang harus bisa dikontrol," tutur Richard.

Bicara soal Tontowi/Liliyana, Richard menyebutkan bahwa ia kini lebih menitik beratkan fokus mereka ke event-event yang memang menjadi target utama. Dengan kondisi pemain yang sudah tak lagi muda, maka Richard menerapkan skala prioritas dan mengatur puncak penampilan Tontowi/Liliyana.

"Sudah bukan saatnya lagi bicara Owi/Butet juara atau gagal di turnamen ini itu. Atau soal pertahankan gelar, bukan kesitu lagi arahnya. Apa yang mereka berikan sudah lebih dari cukup, gelar-gelar penting sudah dapat. Sekarang fokusnya ke Asian Games, bagaimana performa puncaknya nanti ada di Asian Games," ujarnya.

Akan tetapi, tambah dia, Indonesia Terbuka adalah kejuaraan bergengsi yang di mana sebagai tuan rumah, pasti Tontowi/Liliyana akan tetap mau berjuang dan menampilan yang terbaik.

Richard juga menuturkan bahwa anak-anak didiknya ini memiliki semangat yang tak pernah padam. Walaupun target medali emas di olimpiade sudah tercapai di Rio 2016.

"Jujur ya, malah mereka harus dikontrol, jangan terlalu berlebihan. Butet itu orangnya memang berkomitmen dan sangat berkeinginan untuk tampil baik di Asian Games," katanya.

"Beberapa waktu lalu Butet sempat sakit karena over latihan, nambah terus jam latihannya. Dengan latihan habis-habisan, saya lihat di pertandingan pun nggak mau kalah banget, saya sampai ingatkan supaya dia lebih rileks. Tapi nggak apa-apa, ini jadi bahan evaluasi dan pembelajaran buat kami, nanti mendekati asian games harus terkontrol, lebih dijaga lagi kondisinya," ucap Richard menambahkan.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018