Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan perwira pandu sangat dibutuhkan pada pelayaran laut dalam upaya untuk menghindari kecelakaan kapal terutama di perlintasan internasional seperti di Selat Malaka.

"Indonesia memiliki banyak pelabuhan dengan trafik perlintasan kapal yang meningkat tajam. Untuk itu keberadaan perwira pandu di pelabuhan sangat dibutuhkan di dunia pelayaran," kata Menhub Budi Karya kepada pers seusai melantik sejumlah perwira pandu sekaligus penutupan diklat Pandu tingkat II Angkatan XL di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa.

Menurut Menhub, Indonesia sudah mendapat mandatori untuk menyiapkan perwira pandu kepada seluruh kapal berbendara asing yang melintas di Selat Malaka.

Selat Malaka, kata Budi, adalah jalur pelayaran internasional yang sangat ramai dilintasi kapal berbagai negara sehingga saat melintas memerlukan perwira pandu yang bisa mengarahkan kapal agar selamat sampai tujuan.

Dia mengakui peran perwira pandu sangat tidak ringan dalam memandu kapal di perairan karena menyangkut nama baik Indonsia di dunia pelayaran internasional.

"Perwira pandu untuk menjaga keselamatan pelayaran memang tidak ringan dan merupakan kesempatan untuk mendapatkan hubungan baik dengan masyarakat pelayaran internasional," kata Menhub.

Kasus tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara, kata Budi Karya, merupakan momentum untuk meningkatkan kemampuan perwira pandu dalam meningkatkan profesionalisme agar pelayaran bisa berjalan selamat.

Pelaksanaan pemaduan di perairan Selat Malaka dan Selat Malaysia ini telah disepakati oleh tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura pada pertemuan tiga negara tersebut dalam acara "Intersessional Meeting of The Working Group on Voluntary Pilotage Services in Straits of Malacca and Singapore" yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18-20 Januari 2017.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018