Amlapura, Bali (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan gempa tektonik berkekuatan 5,0 pada skala Richter yang terjadi di selatan Bali turut "mengganggu" Gunung Agung hingga memicu terjadinya dua kali erupsi.

"Aktivitas Gunung Agung masih cukup tinggi, tidak stabil dan masih terus berkembang," kata Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Karangasem, Selasa.

Devy mengatakan erupsi akan semakin "mudah" terjadi karena di dalam kantong magma sudah terisi magma yang siap dimuntahkan dan pada saat yang sama terjadi gempa tektonik.

Gempa berkekuatan 5,0 skala Richter terjadi pukul 09.19 WITA berpusat pada 9.68 lintang selatan,115.20 bujur timur atau sekitar 112 km barat daya Denpasar dengan kedalaman sekitar 10 kilometer.

Beberapa menit setelah gempa tektonik itu terjadi dua kali erupsi yakni pukul 09.28 WITA dan 09.46 WITA dengan mengeluarkan abu masing-masing berketinggian sekitar 2.000 meter dan 500 meter dari puncak Gunung Agung.

PVMBG mencatat lepasan abu vulkanik gunung tingginya 3.142 meter di atas permukaan laut dan mengarah ke arah barat. "Gempa tektonik itu tidak merefleksikan secara langsung kondisi magma di dalam tubuh Gunung Agung," kata Devy.

PVMBG juga mencatat selama 12 jam terakhir, Gunung Agung mengalami tiga kali gempa letusan, 13 kali hembusan, dua kali gempa vulkanik dan tiga kali gempa dengan frekuensi rendah.

Status gunung yang disucikan umat Hindu itu saat ini masih level III atau siaga dengan radius zona perkiraan bahaya mencapai empat kilometer dari puncak kawah Gunung Agung. PVMBG mengimbau warga dan wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius itu.

Baca juga: Lontaran lava pijar Gunung Agung Senin malam sampai 1,5 km
 

Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018