Los Angeles (ANTARA News0 - Seorang bankir berpengaruh, Senin (2/7), memperingatkan bahwa pemerintahan Trump kemungkinan berikutnya akan menargetkan investasi dalam perang perdagangan Amerika Serikat-China, tetapi itu hanya akan semakin merugikan kepentingan dan kesejahteraan ekonomi Amerika.

Dominic Ng, CEO East West Bank yang berbasis di Los Angeles, membuat pernyataan itu dalam artikel yang dikirim ke Xinhua. East West Bank adalah salah satu dari lima bank teratas dalam daftar tahunan Bank Terbaik Amerika di tahun 2018.

Ng mengatakan perang investasi adalah mungkin, "mengingat pendekatan Presiden yang konfrontatf dan tidak dapat diprediksi terhadap Tiongkok dan ekonomi internasional secara umum."

Mengutip pernyataan yang tidak jelas dan tidak konsisten oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan pejabat-pejabat seniornya, Ng mengatakan pemerintahan Trump dapat mempolitisasi undang-undang untuk memperluas skrining investasi-investasi asing, menggunakan keamanan nasional sebagai alasan.

Dia mengatakan, pembatasan investasi tersebut akan semakin mengurangi investasi China yang sudah menyusut di Amerika Serika, serta manfaat terkait di sisi Amerika Serikat.

Bankir melihat penurunan tajam dalam investasi langsung China di Amerika Serikat tahun ini. Menurut laporan Rhodium Group yang dikeluarkan pada akhir Juni, investasi langsung China di AmerikaSerikat diperkirakan menjadi 1,8 miliar dolar AS dalam lima bulan pertama 2018, turun 90 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Ng menyalahkan penurunan investasi pada "kajian yang paling penting lebih keras dan lebih lama CFIUS (Komite Investsi Asing di Amerika Serikat) dan sikap kebijakan konfrontatif terhadap Tiongkok."

"Investasi outbound global China telah bangkit kembali ke tingkat pra-2016, dan itu pulih kuat di Eropa - sangat kontras dengan gambaran di Amerika Serikat. Ng berkomentar, menambahkan bahwa pembatasan tambahan pada perusahaan China akan lebih lanjut mengalihkan modal China ke Eropa dan ekonomi lainnya.

Karena tidak ada mekanisme atau lembaga pemerintah yang secara hukum ditugaskan untuk menerapkan pembatasan inestasi berdasarkan kasus per kasus, katanya, pembatasan itu akhirnya bisa menutup pintu AS ke investasi langsung asing yang produktif dan menguntungkan yang sangat dibutuhkan.

Dalam artikel tersebut, bankir mengutip pembatasan AS pada investasi otomotif China sebagai contoh, mengatakan itu bisa mengakibatkan membunuh investasi seperti pabrik kaca mobil Fuyao di Ohio atau pabrik Giti Tire di South Carolina, yang "masing-masing mendukung ratusan pekerjaan kerah biru sehingga sangat penting bagi Presiden Trump."

Selain itu, dia mengatakan pemberlakuan pembatasan investasi yang ditargetkan pada satu negara juga akan mematahkan tradisi keterbukaan tidak pandang bulu yang telah menjadi pilar kekuatan ekonomi AS dengan mendukung hampir tujuh juta pekerjaan dan menghasilkan hampir 900 miliar dolar dalam output ekonomi tahunan.

"Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan dari Jerman --yang juga telah menarik kemarahan Presiden Trump karena dianggap praktik perdagangan yang tidak adil-- akan bertanya-tanya apakah mereka akan menjadi target berikutnya," tambah dia.

Dalam artikel tersebut, Ng memperingatkan pemerintahan Trump untuk tidak meremehkan kemampuan China untuk menanggapinya, mengatakan pembalasan China dapat memaks perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang saat ini menikmati keuntungan dari pasar China yang luas untuk menghadapi konsekuensi negatif potensial.

Ng menyerukan kepada Kongres Amerika Serikat untuk memastikan legislasi Modernisasi Undang-undang Pengkajian Risiko Invetasi Asing yang baru akan menjaga mandat CFIUS yang secara sempit berfokus pada keamanan nasional dan bukan kriteria ekonomi.

"Mereka juga harus memastikan bahwa setiap undang-undang kemudian diimplementasikan dengan cara yang sempit dan transparn untuk meminimalkan politisasi dan penyalahgunaan, memperkuat prediktabilitas yang dibutuhkan investor asing," kata Ng.

Sementara itu, bankir menyarankan pemerintah Trump untuk menahan diri dari memberlakukan pembatasan yang secara khusus mendisriminasikan investor China, karena "itu hanya akan semakin menekan investasi menguntungkan, mengikis kepercayaan asing pada ekonomi AS dan menyebabkan kerugian ekonomi nyata bagi perusahaan dan warga AS."

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018