Pekanbaru (ANTARA News) - Sedikitnya 931 anak di Provinsi Riau terjangkit penyakit campak dalam kurun waktu Januari s.d. Juni 2018.

"Jumlah kasus tersebut merupakan yang sudah ditangani di fasilitas kesehatan," kata Kadis Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Nazir, di Pekanbaru, Rabu.

Dari jumlah tersebut, sekira 70 persen anak yang terjangkit campak juga terkena rubella berdasarkan hasil tes darah.

Kasus campak tersebar di 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Daerah paling banyak terdapat di Kabupaten Siak yakni sebanyak 273 orang, diikuti Kota Pekanbaru 252 kasus dan Kota Dumai 118 kasus.

Kabupaten Bengkalis 38 kasus, Indragiri Hilir (20), Indragiri Hulu (56), Kampar (50), Kepulauan Meranti (28), Kuantan Singingi (2), Pelalawan (66), Rokan Hulu (17), dan Rokan Hilir (11).

Mimi mengatakan sebanyak 1.955.658 anak usia sembilan bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun di Provinsi Riau akan mendapatkan imunisasi campak atau maesles dan rubella (MR), dijadwalkan pada Agustus hingga September 2018.

"Target yang harus dicapai minimal 95 persen dari sasarannya," katanya.

Pemprov Riau serius melaksanakan imunisasi MR untuk menyukseskan program nasional itu, guna mengeliminasi campak dan pengendalian rubella di Indonesia pada 2020.

Persiapan khusus di Riau telah berlangsung sejak November 2017, melibatkan banyak pihak lintas sektor yakni dari dinas pendidikan hingga ulama.

Baca juga: Pemkot Balikpapan berikan imunisasi campak jerman pada Agustus

Baca juga: Mukomuko targetkan 90 persen imunisasi campak

Baca juga: Bupati Sekadau tinjau wabah campak di Nanga Taman

Baca juga: Kemenkes jadikan penanganan Asmat sebagai contoh


Pada Agustus 2018, pelaksaan kampanye imunisasi MR akan fokus ke sekolah-sekolah. Dalam hal ini sasarannya adalah lembaga pendidikan, mulai dari PAUD, playgroup, TK, SD, tsanawiyah dan sekolah sederajat.

Pencanangan program imunisasi MR di Riau akan dilakukan pada 1 Agustus.

Selanjutnya, pada September 2018, pelaksanaan imunisasi MR akan dilakukan di Posyandu, Puskesmas, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

Ia mengatakan butuh kerja sama semua pihak, seperti dinas pendidikan, dinas kebudayaan, Kanwil Kementerian Agama, gerakan Pramuka, PKK, aparatur desa, hingga TNI dan Polri untuk menyukseskan program itu.

Mimi mengemukakan, penyakit campak atau maesles sekitar 89 persen menyerang anak usia 0 hingga dibawah 15 tahun.

Gejalanya penyerangan virus ini bisa berupa demam, bercak kemerahan di tubuh, mata merah, timbul ruam di muka dan leher, hingga menyebabkan radang otak, radang paru, dehidrasi dan kematian.

Penyakit rubella lebih berbahaya karena gejalanya mulai dari demam, ruam ringan, namun 50 persen tidak bergejala.

"Paling berbahaya karena penyakit ini juga bisa mengakibatkan komplikasi congenital tubella syndrom, yakni infeksi rubella pada ibu hamil. Sekitar 77 persen sindrom ini menyerang anak usia 0 di bawah 15 tahun," tandas Mimi.

Pewarta: PB Anggoro
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018