Jakarta (ANTARA News) - Pameran Bursa Kerja Kementerian Ketenagakerjaan Nasioanal XVII Tahun 2018 di Depok, Jawa Barat sediakan 12 ribu lowongan bagi para pencarikerja.

Pameran tersebut diikuti 158 perusahaan dan instansi seoperti industri start up, telekomunikasi dan teknologi informasi, perbankan, manufaktur, retail, agro industri, automotif, dan jasa. Tak hanya itu dalam pameran tersebut juga ada lowongan untuk pekerja disabilitas.

"Pameran bursa kerja ini merupakan upaya pemerintah mempertemukan pemberi kerja dan pencari kerja secara langsung. Kita terus mendorong agar penyelenggaraan job fair di berbagai daerah terus diperbanyak," kata Dirjen Binapenta dan PKK Kemnaker Maruli A. Hasoloan melalui siaran pers, Rabu.

Maruli mengatakan pemerintah terus berupaya membuka kesempatan kerja yang lebih besar dari pada pertambahan angkatan kerja baru, sehingga jumlah pengangguran terbuka menjadi berkurang.

Kemnaker mengapresiasi peran perusahaan di berbagai sektor dengan menghadirkan bursa kerja menjadi salah satu penyerapan tenaga kerja. Hal itu pun terus dikembangkan oleh Kemenaker agar setiap tahun penyerapan tenaga kerja terus meningkat guna menekan jumlah pengangguran.

Menurut dia dalam tiga tahun terakhir, upaya penciptaan kesempatan kerja yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia telah melampui target dua juta penempatan per tahun.

Berdasarkan data Informasi Pasar Kerja Kemnaker, pada tahun pada tahun 2015 sebanyak 2,886 juta orang telah ditempatkan. Sedangkan tahun 2016 sebanyak 2,448 juta orang dan tahun 2017 sebanyak 2,669 juta orang.

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2018, mencatat jumlah angkatan kerja Indonesia sebanyka 133,94 juta orang dengan jumlah penduduk bekerja mencapai 127,07 juta orang.

Sedangkan jumlah angkatan kerja yang menganggur sebanyak 6,87 juta orang (TPT 5,13 persen). Angka pengangguran ini mengalami penurunan jika dibandingkan survei Agustus 2017 sebanyak 7,04 juta orang penganggur.

Dalam kesempatan ini, Maruli juga mengingatkan bahwa perkembangan teknologi dan informasi berpengaruh terhadap karakter pekerjaan. Di era revolusi industri 4.0 saat ini, berbagai jenis pekerjaan diprediksi akan hilang. Namun di sisi lain, revolusi industri juga akan melahirkan jenis-jenis pekerjaan baru.

Aspek terpenting dalam menghadapi revolusi industri tersebut adalah memperkuat diri dengan berbagai keterampilan dan kompetensi kerja serta penguasaan bahasa asing.

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018