Jakarta (ANTARA News) - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan kasus ledakan di sebuah rumah di Pasuruan, Jawa Timur, berasal dari bom ikan yang berdaya ledak rendah.

"Setelah dilakukan proses penguraian oleh tim Gegana diketahui itu sejenis bom ikan atau bondet. Daya ledak rendah, plafon rumah saja tidak ambrol," kata Brigjen Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, saat itu pelaku yang bernama Ahmad Abdul Robbani alias Abu Ali alias Anwardi sedang merakit bom namun malah meledak dan melukai anak pelaku yang berusia enam tahun.

Pelaku merupakan mantan napi teroris kasus bom sepeda di Pos Polisi Kalimalang dan telah menjalani hukuman penjara selama lima tahun di LP Cipinang pada tahun 2010-2015.

Selama di LP Cipinang, pelaku diketahui sering berkomunikasi dengan para napi teroris lainnya.

Usai dibebaskan dari penjara, pelaku lebih banyak menghabiskan waktu dengan menyendiri dan mengikuti pengajian yang diadakan oleh Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Pasuruan.

Baca juga: Polisi: terduga pelaku berkaitan dengan bom Surabaya

Baca juga: Polisi: bom Pasuruan meledak saat dirakit


Pelaku saat ini masih dikejar polisi.

Sebelumnya terjadi tiga ledakan di pemukiman di Pogar, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis (5/7) siang.

Dua ledakan yang berselang lima menit terjadi di rumah kontrakan Anwardi.

Kemudian Anwardi keluar dari rumah kontrakannya dengan membawa tas ransel dan pergi menggunakan sepeda motor.

Tak lama kemudian, polisi datang mengejar Anwardi yang kabur. Lalu terjadi lagi ledakan ketiga di jalan pemukiman tersebut.

Baca juga: Ciri-ciri terduga pemilik bom Pasuruan disebar

Baca juga: Anak pelaku teror bom Pasuruan dirujuk ke RS Bhayangkara

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018