Doha (ANTARA News) - FIFA mengatakan pada Rabu (11/7) sedang mempersiapkan tindakan hukum terhadap pembajakan siaran Piala Dunia di Arab Saudi.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan empat hari sebelum turnamen berakhir, badan sepakbola dunia itu meminta Arab Saudi dan negara lainnya agar menindak tegas siaran-siaran ilegal terkait turnamen empat tahunan itu.

Keputusan FIFA itu muncul menyusul desakan perusahaan penyiaran asal Qatar, beIN Sport, yang meminta tindakan tegas setelah hak eksklusif mereka dalam menayangkan pertandingan di Timur Tengah dibajak oleh sebuah saluran di Arab Saudi, yang dikenal BeoutQ.

"FIFA telah mengamati bahwa entitas pembajakan bernama 'beoutQ' terus menggunakan siaran FIFA Piala Dunia 2018 secara ilegal," tulis pernyataan itu dilansir AFP.

Baca juga: FIFA undang korban banjir Thailand ke final Piala Dunia

"Dengan demikian, FIFA telah melibatkan pengacara untuk mengambil tindakan hukum di Arab Saudi dan bekerja bersama dengan pemilik hak olahraga lainnya yang juga telah terpengaruh untuk melindungi kepentingannya," kata FIFA.

Pernyataan itu menambahkan, "FIFA mendesak pihak berwenang Arab Saudi dan berbagai negara di mana kegiatan ilegal ini telah diamati untuk mendukung kami dalam perang melawan pembajakan."

Bulan lalu, Arab Saudi mengatakan telah menyita lebih dari 12.000 perangkat untuk membajak siaran di negara kerajaan tersebut.

beIN yang berbasis di Doha memiliki hak siar untuk menyangkan 64 pertandingan Piala Dunia dari Rusia ke wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) sebanyak 24 negara.

Dikatakan juga bahwa pihaknya tidak dapat mencapai kesepakatan dengan Arab Saudi untuk menyiarkan pertandingan.

Baca juga: "Jayalah Ukraina" banjiri kolom komentar facebook FIFA

BeIN mengklaim bahwa sejak Oktober lalu "beoutQ" - menggunakan sinyal dari satelit Arabsat yang berbasis di Riyadh - telah mentransmisikan siarannya secara ilegal.

Masalah ini tidak hanya di Arab Saudi, tetapi juga muncul di Maroko, Yordania dan negara-negara yang lebih jauh, menurut beIN.

Masalah pembajakan ini muncul di masa-masa sensitif setelah Qatar diboikot oleh negara-negara tetangganya, termasuk Arab Saudi, dalam perselisihan diplomatik dan ekonomi pada 13 bulan terakhir.

Qatar diisolasi sejak Juni 2017 karena dituduh oleh Arab Saudi dan sekutunya telah mendukung terorisme dan terlalu dekat dengan Iran. Tuduhan itu sudah dibantah Doha.

Di sisi lain, Qatar merupakan tuan rumah Piala Dunia 2022 dengan maskapai nasional Qatar Airways sebagai salah satu sponsor utama.

Baca juga: Alasan medis, Tim muda Thailand tidak hadiri final Piala Dunia
 

Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018