... serius sekali... ancaman narkoba bisa menjadi instrumen proxy war, untuk perang baru, perang lebih murah, lebih tidak kentara, tapi korbannya betul-betul sungguh sangat mencemaskan...
Bogor (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Jenderal TNI (Purnawirawan) Wiranto, mengatakan ancaman narkoba menjadi salah satu instrumen perang proksi yang akan mengancam bonus demografi Indonesia.

"Ini serius sekali, tadi dikatakan ancaman narkoba bisa menjadi instrumen proxy war, untuk perang baru, perang lebih murah, lebih tidak kentara, tapi korbannya betul-betul sungguh sangat mencemaskan," kata Wiranto, di Pusat Rehabilitasi BNN, Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Mantan menteri pertahanan dan keamanan era Presiden Soeharto ini menyebutkan, bahaya narkoba ini bukan lagi di depan mata, tetapi sudah dialami langsung dan sangat nyata oleh bangsa Indonesia saat ini.

Bahkan pengungkapan sejumlah kasus narkoba jumlahnya tidak lagi hitungan gram, tetapi dalam jumlah ton.

"Bisa dibayangkan satu gram saja bisa bikin teler lima orang, apalagi ton, berapa juta orang bisa teler," katanya.

Wiranto pun mengajak semua pihak, seluruh komponen masyarakat bangsa Indonesia untuk bersama-sama mendukung upaya pemerintah melalui BNN dalam perang melawan narkoba.

Ia mengatakan, perang melawan narkoba harus total, didukung oleh seluruh komponen bangsa Indonesia. Tanpa totalitas, maka generasi muda Indonesia akan menjadi sampah, karena tantangan dari bangsa yang luas ini banyaknya pintu masuk bagi peredaran barang haram tersebut.

"Negara kita luas pintu masuknya, kita kan negara maritim kalau kita tidak bisa mengawasi, kita harus total melawan narkoba baik pencegahan dan penanganan peredarannya maupun rehabilitasinya," kata Wiranto.

Wiranto juga mengingatkan peran para pencandu yang mendapat rehabilitasi agar dapat dioptimalkan untuk memberikan edukasi, atau mengajak rekan-rekannya untuk menjauhi narkoba melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama menjadi pecandu.

"Kita lihat para pencandu yang mendapat rehabilitasi, mereka bersyukur setelah direhabilitasi, merasa dilayani. Pengalaman ini bisa mereka bagikan jangan buat sendiri saja, tetapi disampaikan ke pengguna lainnya untuk insaf," kata Wiranto.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018