Jakarta (ANTARA News) - Wakil Sekretaris Jenderal DPP-PKB Jazilul Fawaid mengatakan sosok pakar hukum tata negara Mahfud MD yang diwacanakan menjadi calon wakil presiden, tidak bisa direpresentasikan mewakili Nahdlatul Ulama dan para kiai.

"PKB lahir dari NU, PKB dan para kiai memandatkan kepada Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan PKB lahir dari NU dan jelas aspirasi masyarakat NU tersalurkan melalui PKB dan para kiai dan ulama NU telah memberikan mandat kepada Cak Imin sebagai kandidat cawapres Jokowi.

Jazilul enggan berkomentar banyak terkait rumor kalau Mahfud MD akan dipilih Jokowi sebagai cawapres karena dirinya tidak mendengar perihal tersebut.

"Saya tidak mendengar itu (Mahfud masuk lima besar kandidat cawapres), Mahfud tidak maju ya," katanya.

Dia tetap berkeyakinan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar akan dipilih Jokowi sebagai cawapres di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.

PDIP matangkan

Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mengatakan saat ini partainya masih mematangkan daftar nama atau "list" dalam daftar prioritas bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Joko Widodo di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, yang jumlahnya sebanyak tiga hingga lima orang.

"Sekarang sudah masuk daftar prioritas sebanyak tiga hingga lima orang. PDIP ada daftar panjang, pendek dan prioritas cawapres, daftar panjang 15-20 nama, daftar pendek 5-10 nama dan prioritas tiga-lima orang," kata Hendrawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/7).

Baca juga: Pengamat: Mahfud penuhi tiga kriteria cawapres

Dia mengatakan untuk nama-nama yang ada di daftar pendek dan prioritas, hanya Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang tahu.

Karena itu ia mengaku tidak tahu siapa yang masuk dalam daftar pendek dan prioritas, namun untuk daftar panjang ada nama Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD.

Baca juga: Kata pengamat LIPI soal figur Mahfud MD untuk dampingi Jokowi

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018