Jakarta, 12/7 (ANTARA News) - Bank Indonesia mengatakan pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada Juni 2018 masih akan di dua digit dan melebihi pertumbuhan di Mei 2018 yang sebesar 10,2 persen (tahun ke tahun/yoy).

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Filianingsih Hendarta, usai sebuah diskusi di Jakarta, Kamis, mengatakan pertumbuhan kredit Juni 2018 masih menggeliat dan tumbuh lebih baik dibandingkan bulan Mei 2018 yang disokong tren permintaan tinggi pada Ramadhan-Lebaran.

"Juni pertumbuhan masih meningkat, dibanding Mei 2018," kata Fili, yang masih enggan mengungkapkan secara rinci pertumbuhan kredit perbankan di pertengahan tahun ini.

Menurut Fili, perbankan masih mengakselerasi pembiayaan di pertengahan tahun ini. Bank Sentral belum mencatat adanya transmisi kebijakan suku bunga acuan yang telah meningkatkan suku bunga kredit. Namun, untuk tren kenaikan suku bunga simpanan memang lebih cepat terlihat.

"Kalo menurut siklusnya, saat penyaluran kredit masih akselerasi. Jika memang nanti ada kenaikan suku bunga kredit, saya yakin kenaikannya akan terukur," ujar dia.

Bank Sentral mengimbau perbankan untuk tidak buru-buru menaikkan suku bunga kredit meskipun suku bunga kebijakan moneter "7-Day Reverse Repo Rate" sudah dinaikan total 100 basis poin menjadi 5,25 persen.

"Bank juga ambil marginnya jangan terlalu banyak. Lebih baik perbanyak di volume, jadi margin bisa tetap baik karena volumenya bertambah," ujar dia.

Fili meyakini jika perbankan juga akan memperhatikan potensi turunnya permintaan kredit jika tergesa-gesa menaikkan suku bunga pinjaman.

Bank Sentral masih memasang target pertumbuhan kredit di 10-12 persen (yoy) pada tahun ini.

Di Mei 2018, pertumbuhan kredit sebesar 10,26 persen (yoy) dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Mei 2018 sebesar 2,79 persen secara gross.

Baca juga: OJK: penyaluran kredit 2018 bisa lebih baik

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018