Jakarta (ANTARA News) - Kerja sama perdagangan antara China dan ASEAN melonjak dari 55 miliar dolar Amerika Serikat menjadi 514 miliar dolar Amerika Serikat pada 2017, atau hampir 10 kali lipat dalam rentang waktu 15 tahun sejak kemitraan strategis kedua pihak dibentuk pada 2003.

"Investasi langsung dua arah bernilai hampir 200 miliar dolar AS secara agregat. Kami bekerja sama dalam inisiatif `Belt and Road? dengan banyak proyek di seluruh bidang infrastruktur, konektivitas, dan industri," kata Duta Besar China untuk ASEAN, Huang Xilian, saat menyampaikan sambutan pada Peringatan 15 Tahun Kemitraan Strategis ASEAN dan China di Jakarta, Kamis.

Ia menegaskan, China siap membangun kemitraan strategis dengan ASEAN yang lebih substantif dan berorientasi ke masa depan, serta bernilai penting baik baik kawasan dan dunia.

"Kami mendukung pembangunan arsitektur kawasan yang berpusat di ASEAN di Asia Pasifik yang terbuka, inklusif dan berbasis aturan. Karena kami percaya pada nilai multilateralisme dan globalisasi di dunia saat ini, kita perlu menolak kecenderungan unilateralisme dan proteksionisme perdagangan," kata Huang.

Dia menegaskan, perang dagang tidak akan melayani kepentingan siapapun.

"Semua pihak, termasuk mereka yang tidak terlibat langsung, akan menderita. China akan bekerja dengan ASEAN dan semua negara lain untuk mempercepat proses integrasi kawasan, termasuk perundingan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Kawasan, dan menegakkan sistem perdagangan multilateral berbasis aturan untuk menjaga pembangunan dan kemakmuran dunia," kata dia.

Ia bilang, China akan semakin mensinergikan strategi pengembangan dan menggerakkan kerja sama ke tingkat yang lebih tinggi.

Menurut Huang, tahun ini China dan ASEAN akan merumuskan pernyataan "Visi 2030" para pemimpin guna menetapkan visi umum untuk masa depan.

"Kami juga akan menyelaraskan Belt dan Road Initiative dengan Visi Komunitas ASEAN 2025 dengan memanfaatkan tahun ini sebagai Tahun Inovasi China-ASEAN guna meningkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi digital, e-commerce dan kota pintar, serta menyuntikkan dinamisme baru ke dalam hubungan kedua pihak," kata dia.

Belt and Road Initiative digagas Presiden China, Xi Jinping, pada 2015 sebagai strategi kerja sama regional untuk kawasan Eurasia dan Afrika.

Huang menyatakan, hubungan antarmanusia dan kerja sama sosial-budaya merupakan pilar ke tiga dalam hubungan antara ASEAN dan China.

"Potensi di bidang ini sangat besar dalam memajukan kerja sama di bidang pendidikan, pariwisata, kebudayaan, dann olah raga, serta mendorong pertukaran antarpemuda, media mass, dan think tanks," kata dia.

Pewarta: Libertina Ambari
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018