Jakarta (ANTARA News) - Kroasia adalah mukjizat dalam sepak bola modern. Negara berpenduduk empat juta jiwa itu, kini mengukuhkan diri sebagai finalis Piala Dunia 2018.

Skuat Kroasia yang berjuluk Vatreni siap menantang Prancis dalam laga final Piala Dunia 2018 yang digelar pada Luzhniki Stadium, Moskow pada Minggu petang (15/7) waktu setempat.

Kroasia siap terus mengukir mukjizat di bawah asuhan pelatih kepala Zlatko yang berkarisma. Mario Mandzukic dan kawan-kawan mampu mengalahkan Argentina, Nigeria dan Islandia, dan Inggris di partai semi-final (2-1).

Kroasia hanya menderita sekali kalah dari 12 pertandingan sejak Zlatko ditunjuk sebagai pelatih kepala pada Oktober tahun lau, sebagaimana dikutip dari laman metro co.uk.

Baca juga: Road to the Final Piala Dunia 2018: Kroasia
 
Pemain Kroasia Mario Mandzukic mencetak gol kedua mereka dalam laga Kroasia VS Inggris di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia (11 Juli 2018). (REUTERS / Christian Hartmann)

Siapa Zlatko Dalic?
Tanggal lahir: 26 Oktober 1966 (usia 51 tahun)
Tempat tanggal lahir: Livno, SR Bosnia- Herzegovina, SFR Yugoslavia
Tinggi badan: 1,79 meter
Posisi saat menjadi pemain: gelandang bertahan
Karier sekarang: manajer timnas Kroasia

Perjalanan karier sebagai pemain:
1983–1986 Hajduk Split (4 gol))
1986–1987 Dinamo Vinkovci        
1987–1988 Hajduk Split    (5 gol)
1988–1989 Budunost Titograd (7 gol)
1989–1991 Vele    36 (1 gol)
1992–1996 Varteks 108 (13 gol)
1996–1998 Hajduk Split    (28 gol)
1998→ Varteks (11 gol)
1998–2000 Varteks (36 gol)

Perjalanan karier sebagai pelatih:
2005–2007: Varteks
2007–2008 : Rijeka
2008–2009 :Dinamo Tirana
2009–2010 :Slaven Belupo
2010–2012 : Al-Faisaly
2012–2013 : Al-Hilal B
2013 : Al-Hilal
2014–2017 : Al-Ain
2017–    Timnas Kroasia
 
Fans Kroasia bereaksi setelah gol saat mereka menonton siaran pertandingan semifinal Piala Dunia antara Kroasia dan Inggris di zona penggemar, Zagreb, Kroasia (11 Juli 2018). (REUTERS / Antonio Bronic)
Lima komentar inspiratif Zlatko Dalic:  

"Saya percaya bahwa kami mampu menang (melawan Inggris). Kami tim yang tampil lebih baik di babak kedua. Kami selalu menaruh hormat kepada setiap lawan. Mungkin tim Inggris dan media massa mereka kurang menaruh hormat kepada timnas Kroasia. Kami terbiasa memberi hormat, utamanya jika anda menghadapi para pemain di tim-tim besar. Ini menjadi faktor yang memotivasi penampilan kami. Saya beranggapan orang harus dihormati saat kalah dan menang."

"Saya percaya bahwa kami merupakan salah satu dari empat tim terbaik di dunia. Ini mengejutkan saya, bahkan ini mukjizat. Pertanyaannya, mengapa kami menjadi salah satu dari empat tim terbaik di dunia?"

"Kami harus percaya dengan diri sendiri, kami punya sejumlah pemain bertalenta, kami punya potensi, dengan begiti kami tidak perlu khawatir. Ini merupakan periode yang menakjubkan sepanjang karier sebagai pelatih, periode yang sungguh indah, dengan begitu saya bermimpi. Anugerah terbesar bahwa kami punya sejumlah pemain hebat."

"Segala yang saya kerjakan dalam hidup ini, utamanya saat menjadi pelatih profesional, dilandasi oleh iman kepercayaan. Dan saya sungguh menaruh harapan kepada Sang Pencipta. Saya sangat bersukacita dengan hidup ini. Iman kepercayaan dan harapan menumbuhkan motivasi yang kuat, utamanya saat menghadapi situasi serba sulit."

"Ketika seseorang kehilangan harapan, ia harus menyandarkan diri hanya kepada belas kasihan Tuhan...Untuk menemukan hidup yang bermakna, isilah dengan sukacita, kebahagiaan dan bijak dalam memandang dan melakoni hidup."

Baca juga: Pelatih Kroasia ungkap rahasia sukses tim

Baca juga: Modric: Media Inggris terlalu meremehkan Kroasia


Komentar Jose Mourinho dan Marco Van Basten:

"Ketika Kroasia lolos ke final, para pemain mereka tampil dengan penuh percaya diri, dan mereka melakoni pertandingan dengan gaya bermain yang komplet," kata manajer Manchester United, Mourinho.

"Mereka tampil dengan penguasaan bola yang apik, dengan sejumlah shots on target yang jitu. Semuanya ini berubah dan berevolusi secara dramatis. Kroasia berpeluang menjadi juara."

Mantan pemain timnas Belanda, Marco Van Basten mengemukakan, "Kroasia punya sejumlah pemain hebat. Mereka bermain di sejumlah klub elite Eropa dan mereka punya segudang pengalaman."

"Modric memimpin tim (Kroasia), mampu memotivasi tim. Hanya saja, jika menengok sejarah, tidak banyak negara-negara kecil yang keluar sebagai juara (dunia). Kali ini kesempatan bagi Kroasia."

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018