Beijing/Shanghai (ANTARA News) - Ledakan besar di pabrik kimia di China barat daya menewaskan 19 orang dan melukai 12 lagi, kata pihak berwenang pada Jumat tentang kecelakaan maut industri terkini pada pembuat bahan kimia terbesar dunia.

Ledakan itu terjadi di tengah dorongan untuk memperkuat keamanan industri, dengan China meningkatkan pemeriksaan keamanan selama tahun lalu, setelah terjadi beberapa kejadian tersorot di tambang batu bara dan pabrik kimia.

Penyebab ledakan pada Kamis malam, di Yibin Hengda Technology, di taman industrial beberapa jam di tenggara Chengdu, ibu kota provinsi barat daya Sichuan, belum diketahui, kata pemerintah setempat di daerah Jiang`an.

"Saya mendengar tujuh ledakan dalam sepuluh menit," kata saksi kepada kantor berita dalam negeri Beijing News.

"Butuh puluhan truk pemadam kebakaran untuk memadamkan api itu," tambahnya.

Mereka yang terluka dalam kondisi stabil dan penyelidikan telah dimulai, menurut Kantor Berita Xinhua.

Perusahaan yang membuat bahan kimia untuk industri makanan dan farmasi, tidak segera menjawab panggilan telepon untuk memberikan informasi.

Foto-foto di media sosial China menunjukkan api membesar dan gumpalan asap membumbung dari fasilitas tersebut. Kebakaran yang terjadi pada Kamis malam pukul 23.30 (22.30 WIB), kata pemerintah dalam pernyataannya.

"Saya mendengar ledakan besar, itu sangat keras dan saya merasakan tanah berguncang," kata Liu Ping, seorang manajer dari taman industrial kepada China Newsweek, yang berada di kantornya pada saat ledakan terjadi.

"Tanggapan pertama saya adalah ada sesuatu yang salah dan saya pergi ke jendela dan melihat asap tebal membumbung dari timur," katanya.

Serangkaian tiga gedung bertingkat tiga tersisa hingga menjadi rangka baja akibat ledakan itu, kata surat kabar "Sichuan Daily," mengutip laporan saksi mata. Rekaman di lamannya, Jumat sore, menunjukkan kerangka bangunan terbakar.

Jendela bangunan di dekatnya hancur ledakan di pabrik, yang dikelilingi tanaman pasir dan kerikil, tambahnya.

Pabrik tersebut memiliki tiga jalur produksi, membuat 300 ton per tahun asam benzoat, yang digunakan dalam pengawet makanan, dan 2.000 ton per tahun asam 5-nitroisoptalik, untuk obat-obatan dan pewarna, kata biro perlindungan lingkungan regional.

Kecepatan pertumbuhan ekonomi China yang sangat cepat selama dekade terakhir telah mengakibatkan serentetan kecelakaan industri.

Pada 2015, ledakan di gudang kimia di kota pelabuhan utara, Tianjin, menewaskan 165 orang. Pada tahun lalu, ledakan di pabrik petrokimia di provinsi Shandong timur menewaskan delapan orang dan melukai sembilan lagi.

Pewarta: ANTARA
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018