... kalau kedutaan besar kita mencari koki masakan Indonesia, sulit sekali menemukannya. Kondisi ini berbeda dengan masakan dari negara lain...
Jakarta (ANTARA News) - Ahli sajian masakan Tanah Air, William Wongso, mengatakan, saat ini sulit mencari ahli masak atau koki masakan Indonesia.

"Contohnya kalau kedutaan besar kita mencari koki masakan Indonesia, sulit sekali menemukannya. Kondisi ini berbeda dengan masakan dari negara lain," ujar dia, dalam acara "Pesona Rendang Nusantara: Mengenal Lebih Dekat Cita Rasa Rendang Indonesia" oleh Universitas Podomoro, di Jakarta, Jumat.

Kondisi itu berbeda dengan negara lain, lanjut dia, yang mudah mendapatkan koki. Contohnya untuk masakan Korea Selatan. Wongso menceritakan saat suatu kedutaan besar negara sahabat di Indonesia membuka lowongan koki, yang melamar lebih dari 20 orang dan sebagian besar adalah anak muda.

Oleh karena itu, lanjut dia, perlu ada upaya agar generasi muda tertarik untuk mempelajari makanan Indonesia.

"Semua senang dengan makanan Indonesia, terutama rendang, tapi sayangnya restoran Indonesia di luar negeri tidak banyak. Berbeda dengan masakan Vietnam, yang jumlahnya mencapai 5.000 restoran di seluruh dunia."

Selain itu sulit juga mendapatkan bahan-bahan makanan yang asli dari Tanah Air. Menurut dia, perlu upaya dari pemerintah agar bahan baku makanan Indonesia bisa tersebar di seluruh dunia.

Dekan Fakultas Sosial Universitas Podomoro, Dea Prasetyawati, mengatakan, acara itu bertujuan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas kuliah yang diberikan.

"Proses belajar seperti itu, memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk dapat bekerja sama dengan mahasiswa lainnya," kata dia.

Dea menjelaskan, mereka berupaya terus melestarikan kekayaan budaya nasional. Salah satunya melalui kepedulian dalam melestarikan cita rasa rendang.

"Kami sebagai institusi pendidikan berupaya, ikut melestarikan cita rasa rendang, sebagai salah satu kekayaan gastronomi Indonesia," kata Prasetyawati.

Pewarta: Indriani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018