Jakarta (ANTARA News) - Jenderal TNI (Purnawirawan) Moeldoko kurang mendapat dukungan partai koalisi apabila akan maju menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo (Jokowi), kata pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing.

"Moeldoko salah satu juga nama yang diwacanakan. Kembali kelemahannya ada pada dukungan partai, mampukah dia mendekati partai politik supaya dia diusung. Itu pertanyaan kita," kata Emrus Sihombing, di Jakarta, Sabtu.

Ketika partai mau mengusung, kata dia lagi, akan mempersoalkan kepentingan apa yang akan diperoleh dan ditawarkan dari Moeldoko.

Selain itu, menurut Emrus, kekurangan Moeldoko untuk menjadi cawapres adalah elektabilitas yang kurang tinggi dan rendah massa riil pendukungnya.

Meski Moeldoko kurang dukungan politik, ia memiliki sisi positif berupa seorang panglima yang mendukung pluralisme dan kebangsaan secara konsisten, baik saat menjabat dan setelahnya.

Kepala Staf Kepresidenan itu, disebut Emrus, tidak pernah mengangkat isu yang dapat menimbulkan polarisasi di masyarakat, bahkan hingga pensiun pendapat tentang politik kebangsaan yang selalu disampaikannya.

"Dari sudut dukungan politik terutama partai masih belum bisa modal untuk maju menjadi cawapres," kata dia pula.

Nama Moeldoko disebut-sebut masuk dalam bursa calon wakil presiden dari sejumlah nama dalam bursa, namanya pun muncul dalam beberapa survei.
 

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018