Jakarta (ANTARA News) - Pengamat komunikasi politik Universitas Bunda Mulia Silvanus Alvin mengatakan ucapan Presiden Joko Widodo tentang sosok Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai salah satu kandidat cawapresnya hanya merupakan pemanis bagi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa itu. 
        
"Pernyataan Jokowi itu hanya pemanis saja untuk Cak Imin. Walau PKB sudah memberikan dukungan penuh pada Jokowi, tapi patut digarisbawahi sang petahana tidak menjanjikan posisi tersebut," ujar Alvin dihubungi di Jakarta, Minggu. 
 
Ia mengatakan ucapan Jokowi itu juga bisa saja dilakukan sebagai upaya mengetahui reaksi publik tentang sosok Cak Imin. Apabila gairah publik dirasakan kurang, maka Jokowi tinggal membuka lagi nama kandidat yang masih dikantonginya.
       
"Sebab kondisi saat ini bisa diibaratkan Jokowi sebagai orang yang sedang memegang kartu. Ia sedang memilah kartu mana yang paling baik untuk ia pakai," jelasnya. 
         
Lebih jauh Alvin menekankan Cak Imin masih harus "berkompetisi" dengan empat kandidat lainnya yang namanya masih disembunyikan Jokowi. Menurutnya, yang perlu dilakukan Cak Imin sekarang adalah meningkatkan elektabilitas dirinya, sehingga dapat meningkatkan peluang menang dalam pilpres ketika berpasangan dengan Jokowi.
       
Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo menyebut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin termasuk dalam pilihan sebagai calon wakil presiden.
        "
"Saya harus ngomong apa adanya, salah satu nama itu adalah Pak Muhaimin Iskandar," kata Presiden seusai meninjau arena olahraga dayung bersama Cak Imin, di Jakabaring Sport City, Sabtu (14/7).
       
Presiden menjelaskan bahwa dirinya masih menimbang salah satu dari lima tokoh yang akan mendampinginya sebagai wakil presiden pada Pilpres 2019.
 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018