Jakarta (ANTARA News) - Tiga perupa muda pilihan street artist asal Yogyakarta Farhan Siki, yakni Alivion, Eka Apriansah dan menggelar pameran dengan tema “KODE” di Galerikertas-Studiohanafi. Pameran “KODE” dibuka pada Minggu (15/7) di Galerikertas, Jl. Raya Meruyung Gg. Manggis No. 72 Kp. Parung Bingung – Pancoran Mas, Depok. 

Ratu Selvi Agnesia, humas Galerikertas, dalam keterangan pers mengatakan bahwa proses pemilihan perupa muda mutlak ditentukan oleh si seniman. 

 
Karya Vicky Saputra (Hand Out)



“Ada tiga puluh orang perupa muda yang mempersentasikan karyanya pada Farhan Siki bulan Mei lalu. Memang tidak mudah menentukan siapa dan karya yang mana yang dipilih oleh Farhan, dan ia telah menentukan pilihannya pada ketiga orang. Ini adalah kesempatan yang bagus bagi mereka untuk mendapatkan asuhan dari Farhan Siki, dimana pameran “KODE” akan berlangsung pada tanggal 15-25 Juli 2018 di Galerikertas-Studiohanafi.”

Menurut Farhan Siki, karya-karya yang dipresentasikan Eka Apriansah (21 tahun) mempunyai kekuatan desain yang kuat, dari pemilihan warna, komposisi gambar, dan objek gambar yang menarik. Sedangkan karya Vicky Saputra (21 tahun), cukup sempurna dari sisi teknik, modal yang bagus untuk menggapai metafor-metafor bahasa visual yang lebih lanjut. 
 
Karya Alivion (Hand Out)


Selanjutnya, Alivion (22 tahun), karya-karyanya yang menggunakan pendekatan ilustratif sangat keren jika ditampilkan secara kompilatif karena akan menghadirkan narasi seperti cerpen.

Dalam pameran bersama ini, tiga perupa muda tersebut sepakat untuk menciptakan karya yang lebih mengedepankan eksperimen, tak hanya dalam artian berbeda dari karya mereka sebelumnya, tetapi juga dari segi visi artistik yang ingin ditampilkan bersama-sama. 

Dengan mengusung tema “KODE”, pameran perupa ini mencoba menggali kembali kode-kode umum yang muncul dari tubuh manusia dan lingkungan, kemudian diolah  menjadi kode-kode “baru”.
 
Karya Eka Apriansah (Hand Out)

“Ruang laboratorium yang bagaimana sedang mereka gagas tersebut benar-benar optimal menghasilkan praktik dan pendekatan-pendekatan baru dalam berkarya seni dengan medium kertas, yang idealnya bisa membuka cakrawala bagi perupa muda lainnya untuk ikut serta dengan turut serta merayakan kebebasan berkarya dengan media tanpa batas dan bebas himpitan  dari konvensi-konvensi berkarya seni yang sudah ada” tutur Farhan Siki. 

Pameran “Kode” ini mencoba mencapai suatu  titik di mana kode-kode lumrah dalam semesta semiotika kehidupan sehari-hari bisa memperbarui diri mereka sendiri, menampung makna yang lebih luas dari makna umum, ataupun menciptakan makna baru yang tak diduga sebelumnya. Ketiga perupa muda tersebut, meski mengusung kode masing-masing, akan mencoba mencari  titik temu yang paling mungkin, untuk dihadirkan dalam satu pameran bersama. 

Bagi Alivion, ini adalah pameran pertamanya yang menampilkan banyak karya drawing dan instalasi. “Ketika saya diberitahu bahwa saya terpilih untuk berkarya dan berpameran di Galerikertas dengan asuhan Farhan Siki, saya tidak tahu akan memamerkan apa. Tapi yang pasti, pameran ini menantang saya untuk meninggalkan karya-karya digital saya,” kisahnya. 

Galerikertas-Studiohanafi sudah menjalankan dua kali pameran tunggal dari perupa berpengalaman, yakni Ugo Untoro dan Farhan Siki, keduanya merupakan perupa dari Yogyakarta. 

Baca juga: Erudio School of Art gelar pameran seni di Goethe-Institut Jakarta

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018