Purwokerto, Jawa Tengah (Antara News) – Program Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards tidak sekedar memberikan apresiasi kepada pemuda, tetapi lebih jauh ikut mendorong pengembangan inovasi mereka, sehingga pembinaannya berkelanjutan.
 
"Tidak hanya yang juara yang dibina secara berkelanjutan, tetapi mereka yang sudah terjaring seleksi juga diikuti terus perkembangan usaha dan karyanya. Kami dianggap keluarga besar Astra," kata Akhmad Sobirin, pemuda Desa Samedo, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas itu yang menerima apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2016.
 
Berkat inovasi pengembangan usaha gula semut yang melibatkan petani melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Manggar Jaya, Sobirin mendapat apresiasi dari Astra dan terus didorong untuk memberikan manfaat yang lebih besar kepada petani lainnya.
 
Awalnya, ia membina 25 orang pada tahun 2012, kemudian menjadi 150 orang saat menerima penghargaan pada tahun 2016, dan tahun ini ditarget 700 orang.
 
"Setiap blok desa, terdiri 1 sampai 2 RT saya buat kelompok tani untuk memudahkan pembinaan, bahkan mulai membina petani di dua desa tetangga," katanya.
 
Kelompok tani itulah yang akan didorong menciptakan variasi usaha seperti memproduksi jahe merah, kapulaga, kunyit, sereh untuk bahan baku gula rempah, kemudian mengembangkan peternakan sapi dan domba sekaligus produksi pupuk kandang. Serta pengembangan budidaya perikanan air tawar. "Saat ini baru ada dua ekor sapi dan 25 ekor kambing, dan akan terus ditambah di beberapa kelompok tani," katanya.
 
Ia juga dipercaya sebagai direktur BUMDes Karya Muda Wijaya pada tahun 2017 yang kemudian membentuk lima unit usaha dengan merangkul pemuda lainnya. Lima unit usaha itu yaitu konstruksi, pertanian dan peternakan, pariwisata, jasa agen pos serta terakhir E-Warong atau toko sembako.
 
Astra pada Februari 2018 mempercayakan Sobirin untuk membentuk Kampung Berseri Astra sehingga warga desa mampu menggali potensi desa untuk kesejahteraan warganya.

"Astra membantu apa yang dibutuhkan warga di sini untuk peningkatan kualitas hidup," katanya.
 
Ia mencontohkan, tahun ini Astra membantu 700 unit alat saring yang stainless steel agar peralatan produksi gula semut menggunakan material "food grade". "Ini yang baru datang sekitar 25 persennya," katanya.
 
Selain itu ketika ada kesulitan pemasaran ritel di dalam negeri, Astra juga ikut membantu mencarikan mitra pemasarannya.
 
Berkat ketekunan Sobirin itu, harga gula semut naik sekitar Rp18.000 per kilogram, jauh di atas harga gula cetak yang dihargai Rp11.000 per kilogram. Ia yakin jika potensi gula semut di desanya yang mencapai 3 ton per hari digarap kelompok usahanya serta ditarik retribusi Rp100 untuk kepentingan desa, maka akan terkumpul dana Rp100 juta per tahun. "Dana itu bisa digunakan untuk perbaikan jalan tanpa perlu menunggu kucuran alokasi dana desa," katanya.
 
Saat ini petani yang tergabung dalam kelompok usaha Manggar Jaya mendapat perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan sehingga kalau ada kecelakaan kerja selama bekerja maka akan mendapat biaya pengobatan dan santunan.
 
Sobirin juga menggalakkan penanaman kelapa varietas genjah entok yang lebih pendek agar kecelakaan kerja saat menderes nila tidak sering terjadi.
 


Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018