Kembali pada capres, yang tahu kebutuhan adalah capres sendiri."
Jakarta (ANTARA News) - Peneliti politik The Habibie Center Bawono Kumoro mengatakan keunggulan sosok dari militer, seperti Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dalam bursa bakal calon wakil presiden adalah dinilai masyarakat tegas dan karismatik.

"Calon yang berlatar belakang militer cenderung lebih disukai dari aspek ketegasan, karismatik dan wibawa yang itu tidak dimiliki oleh calon-calon yang tidak berlatar belakang militer," ujar Bawono kepada Antara di Jakarta, Senin.

Persepsi dari sebagian pemilih di Indonesia, menurut Bawono, adalah apabila mencari ketegasan dan kewibawaan dari seorang pemimpin maka sebaiknya yang berlabel militer.

Keunggulan tersebut terlihat setiap kontestasi, terutama pilpres, calon dari militer yang muncul diperhitungkan, misalnya Ketum Umum DPP Partai Gerindra Prabowo dan Ketum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

"Dalam konteks cawapres salah satu militer misalnya juga muncul sebagai cawapres Joko Widodo ada Moeldoko, sementara cawapres Prabowo ada Agus Harimurti Yudhoyono atau Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo," tutur Bawono.

Terkait peluang sosok dari militer seperti Moeldoko, dipilih Joko Widodo untuk menjadi pasangan dalam Pilpres 2019, dikatakan Bawono hanya diketahui oleh capres berdasar kebutuhan.

Apabila Joko Widodo atau partai koalisi merasa yang dibutuhkan adalah sosok untuk membantu akselerasi ekonomi, menurut dia, maka pilihannya bukanlah nama Moeldoko

Begitu pula jika kebutuhannya untuk membendung persepsi bahwa Joko Widodo tidak dekat dengan umat Islam, maka yang menjadi pilihan mungkin sosok lain.

"Kembali pada capres, yang tahu kebutuhan adalah capres sendiri," tutur Bawono.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018