Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bambang Brodjonegoro menekankan pentingnya menjaga inflasi agar tetap terkendali karena dapat membantu upaya penurunan tingkat kemiskinan yang terus digenjot oleh pemerintah.

"Jadi yang paling utama untuk mengurangi kemiskinan, nomor satu intervensi pemerintah. Tapi ada nomor satu paling penting lainnya yaitu menjaga inflasi," ujar Bambang di Jakarta, Rabu.

Tapi menjaga inflasi bukan 100 persen tugas pemerintah karena banyak faktor penentunya. Inflasi tinggi membuat penambahan menjadi tidak berarti. Karena itulah menjaga inflasi sangat penting, tambah menteri.

Menurut Bambang, penanggulangan inflasi terutama pada komoditas yang berkontribusi besar terhadap pengeluaran keluarga miskin, menjadi salah satu kunci pengurangan kemiskinan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, dan gula pasir. Sedangkan komoditi non makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.

"Beras kontribusinya sampai dengan 27 persen. Jadi intinya beras itu gak boleh naik, karena sekali naik pengaruhnya sampai dengan 27 persen," kata Bambang.

Bambang juga menyoroti rokok kretek filter yang berkontribusi sebesar 10,21 persen terhadap nilai garis kemiskinan. Perubahan harga pada komoditi ini, juga akan langsung berpengaruh terhadap kemiskinan.

Baca juga: Bappenas: investasi infrastruktur dukung pengentasan kemiskinan

"Tapi bukan berarti solusinya jangan naikkan harga rokok, karena nanti argumennya rokok gak boleh naik karena itu pengaruh ke inflasi dan kemiskinan. Justru porsi rokoknya harus dikurangi. Rokok itu lebih tinggi kontribusinya dari perumahan. Bayangkan, orang lebih `care` rokok daripada punya rumah," ujar Bambang.

Tidak hanya lebih tinggi dari perumahan, kontribusi rokok kretek filter juga lebih tinggi dari bensin, gula pasir, mie instan, dan daging ayam ras, serta telur, yang harganya saat ini masih tinggi di pasaran.

"Jadi kalau kita lihat di sini , salah satu upaya pengentasan kemiskinan adalah inflasi pada komoditas yang membentuk garis kemiskinan. Kedua, harus ada di keluarga-keluarga itu semacam belanja yang lebih produktif lah dan lebih sehat lah. Belanja sehat ya terutama kurangi rokok," kata Bambang.

BPS mencatat, pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia mencapai 25,95 juta orang atau 9,82 persen, berkurang sebesar 633,2 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta orang atau 10,12 persen.

Baca juga: Apa indikator pengentasan kemiskinan? Ini kata pengamat Indef

Sementara itu, jika dibandingkan dengan Maret tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 1,82 juta orang

Selama periode September 2017 Maret 2018, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 128,2 ribu orang, dari 10,27 juta orang pada September 2017 menjadi 10,14 juta orang pada Maret 2018. Sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 505 ribu orang, dari 16,31 juta orang pada September 2017 menjadi 15,81 juta orang pada Maret 2018.

Selama periode September 2017 Maret 2018 terjadi inflasi umum sebesar 1,92 persen. Kenaikan harga beras yang cukup tinggi, yaitu mencapai 8,57 persen pada periode September 2017 Maret 2018, disinyalir mengakibatkan penurunan kemiskinan menjadi tidak secepat periode Maret 2017 September 2017.

Baca juga: Kemensos pastikan bansos mampu tekan kemiskinan

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018