Cikarang (ANTARA News) - Pengelola Rest Area salah satunya PT Japek Tol Nusantara yang mengelola tiga zona istirahat di beberapa titik jalan tol menyarankan para pelaku UMKM di kawasan rest area agar menjual produk yang beragam dan khas supaya diminati pengunjung.

Pengelola Rest Area KM 39 dari PT Japek Tol Nusantara Suhaimi ketika ditemui di Rest Area yang dikelolanya di kawasan Cikarang Pusat, Jawa Barat, Rabu, mengatakan saat melibatkan UMKM untuk bergabung di area istirahat yang dikelolanya pihaknya menyaratkan salah satunya agar UMKM berjualan produk yang berbeda satu sama lain.

"Sejak awal kami menyarankan agar mereka menjual produk yang berbeda-beda satu sama lain, jangan sama," katanya.

Misalnya untuk UMKM kuliner di Rest Area 39 Cikarang Pusat, Bekasi, dimana satu blok hampir seluruhnya menjual sop iga.

"Mungkin mereka lihat kanan kiri juga, yang laku kok sop iga. Apalagi karena sebagian besar konsumen mereka sopir-sopir truk yang menempuh perjalanan panjang, saat istirahat barangkali ingin makan sop. Jadilah sekarang semuanya jual sop," katanya.

Pihaknya pun kemudian tidak bisa melarang mereka untuk menentukan produk yang dijual.

Namun, ia tetap menyarankan agar para pelaku UMKM yang beroperasi di area kelolaannya untuk mengutamakan pelayanan agar tetap bisa bersaing dengan usaha besar yang juga menjadi tenant di rest area tersebut.

"Pelayanan itu yang utama, lalu menjaga kebersihan, baru kemudian rasa makanan itu sangat menentukan," katanya.

Selama ini, para pelaku UMKM sering kali kurang menjaga kebersihan sehingga lingkungan tempatnya berjualan terkesan jorok membuat pengunjung enggan untuk mampir.

Pihaknya sendiri selalu menganggarkan dana khusus untuk pemeliharaan kebersihan meski begitu tetap mengimbau UMKM untuk memiliki inisiatif tinggi dalam menjaga kebersihan.

Ia juga menyarankan agar UMKM memilih untuk memasarkan produk lokal yang khas daerah setempat.

Pihaknya menyatakan mendukung UMKM untuk terus berkembang dengan berbagai kemudahan termasuk menetapkan biaya sewa yang terjangkau sekitar Rp4-5 juta perbulan.

Biaya itu mencakup pemeliharaan dan pengamanan.

"Satu shift pengamanan 12 orang seluruhnya ada tiga shif total sebanyak 36 ditambah personel TNI ada 4 personal. Kami tetap berkoordinasi juga dengan kepolisian setempat dan Jasa Marga sebagai operator jalan tol," katanya.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018