Pekanbaru, 19/7 (ANTARA News) - Warga eks transmigrasi di Desa Mandiangin, Kabupaten Siak, Provinsi Riau hingga saat ini masih mempertahankan tanamam komoditas hortikultura di areal pertanian mereka untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, kata Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldy Jusman.

"Warga bercocok tanam dengan menanam hortikultura, bukan tanaman sawit," kata Noviwaldy, ketika menjelaskan hasil kunjungan ke warga ek transmigrasi di Desa Mandiangin, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, di Pekanbaru, Kamis.

Pada kunjungannya dengan disertai pihak Dinas Transmigrasi Provinsi Riau dan Kabupaten Siak beberapa waktu lalu itu, ia juga berkesempatan memberikan pelatihan tentang penanaman cabai kepada mereka.

Ia menyatakan salut kepada mereka karena tidak tergoda menanam sawit di lahannya.

Hal itu, kata politikus Partai Demokrat Riau tersebut, mendukung program pemerintah daerah setempat untuk mewujudkan swasembada pangan.

Ia mengatakan mereka membutuhkan infrastruktur terutama jalan yang memadai agar bisa membawa hasil pertanian mereka ke pasar setempat.

"Infrastruktur menjadi hal utama untuk membawa hasil produksi," kata legislator asal Kota Pekanbaru itu.
Baca juga: Mentan fokus tingkatkan produktivitas tanaman hortikultura 2018

Untuk pengembangan lahan perkebunan dan pertanian di daerah itu, dia akan menanyakan kepada PT Arara Abadi agar program tanaman kehidupan bisa dialokasikan untuk warga Desa Mandiangin.

"Mereka juga butuh lahan bagi generasi keduanya yang punya jiwa bertani. Saya akan coba tanya kepada PT Arara Abadi untuk tanaman kehidupan agar dialokasikan untuk warga Desa Mandiangin, terutama dalam hal bertani," kata dia.

Pada kunjungan itu, Noviwaldy Jusman yang akrab dipanggil Dedet tersebut, turut memberikan bantuan 80 ekor kambing kepada kelompok tani di Desa Mandiangin.

"Saya pesan pada masyarakat di sana. Kambing ini diberikan untuk dikembangbiakan," ujar dia.

Warga eks transmigrasi di desa itu berjumlah 800 kepala keluarga. Mereka berasal dari Jawa dan menjadi transmigran di lokasi itu sejak era 1990-an.

Ia menyebut mereka telah ikut serta mengangkat perekonomian Riau dengan membuka lahan pertanian dan perkebunan di tempat itu.

"Kami berterima kasih dan masyarakat ini bagian dari Riau, merupakan masyarakat Riau," ujar dia.

Untuk mencapai Desa Mandiangin, dia menempuh jalan tanah dengan penuh lubang. Namun, kedatangannya disambut hangat oleh masyarakat setempat.

Dia mengatakan Desa Mandiangin ternyata telah berdiri sebelum 1927 karena pada waktu itu ditemukan situs makam berangka tahun 1927.
Baca juga: Industri benih hortikultura terpukul El Nino

Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018