Jakarta,  (ANTARA News) - Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Samsul Widodo mengatakan era digital bisa menjadi peluang untuk meningkatkan perekonomian daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).

"Era digital diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di daerah 3T," ujar Samsul Widodo dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.

Dia mengajak seluruh pihak yang terlibat dalam pengentasan daerah tertinggal untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Ajakan tersebut disampaikannya saat membuka Rapat Bersama Pemerintah Daerah tentang Penyusunan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal Prioritas Terentaskan 2019 yang diselenggarakan di Surabaya.

Samsul menekankan pentingnya forum yang diadakan tersebut untuk mempersiapkan rencana kegiatan 2019 dengan lebih baik. Sehingga akan dapat meningkatkan kinerja dengan lebih baik.

"Isu yang ingin dikuatkan adalah penyusunan proposal sehingga bisa melihat secara persis kebutuhan yang ada di daerah tertinggal. Selain itu, isu  Dana Alokasi Khusus (DAK) Afirmasi yang perlu dioptimalkan sebesar-besarnya untuk percepatan pembangunan daerah tertinggal," katanya.

Baca juga: Menteri Desa: 15 ribu desa tertinggal terentaskan
Baca juga: Kemendes PDTT minta penggunaan Dana Desa diumumkan


Samsul menambahkan perlu pendampingan khusus dan fasilitasi melalui bantuan teknis di daerah tertinggal untuk penyusunan proposal sehingga kualitas proposal semakin baik. 

Dia berharap, ke depan, data yang disajikan dari daerah semakin baik, koordinasi semakin berkualitas dan ada peluang yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan daerah tertinggal selain dari pendanaan negara.

Acara itu dihadiri oleh para pejabat lingkup Ditjen PDT, 24 perwakilan dari pemerintah kabupaten daerah tertinggal dan menghadirkan narasumber dari Bappenas, Biro Perencanaan Kemendes PDTT, Tim blanja.com, Tim Kelompok Riset Pemberdayaan FISIP Universitas Negeri Jember.


 

Pewarta: Indriani
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018