Jakarta (ANTARA News) - Embarkasi Jakarta mencatat sekitar 67 persen calon jemaah haji yang berangkat dari Asrama Haji Pondok Gede Jakarta hingga kelompok terbang kedelapan, memiliki risiko tinggi pada kesehatannya.

"Dari pemeriksaan kami di sini yang hingga kloter kedelapan memeriksa 2.755 orang dari Provinsi Banten dan DKI Jakarta, yang memiliki risiko tinggi ada 1.856 orang atau sekitar 67,37 persen," kata Koordinator Bidang Kesehatan Embarkasi Jakarta, Anas Ma'ruf, di Asrama Haji Jakarta Pondok Gede Jakarta, Kamis.

Rata-rata, lanjut dia, calon jemaah haji berisiko tinggi (risti) adalah mereka yang berumur di atas 60 tahun dengan masalah kesehatan yang utama adalah hipertensi kemudian diikuti oleh kolesterol tinggi dan kencing manis.

"Kendati demikian, dari pemeriksaan tahap tiga ini, sebagian besar calon jemaah haji terbang namun ada yang dengan catatan-catatan," kata Ma'ruf.

Catatan itu, ujar dia yang juga merupakan kepala Kantor Kesehatan Bandara Soekarno-Hatta itu, mengacu pada penggolongan jemaah haji berdasarkan kriteria kesehatannya yang terdiri dari calon haji yang sehat mandiri, calon haji yang sehat dengan pendampingan, calon haji yang tidak istitha'ah sementara dan calon haji yang tidak istitha'ah menetap.

"Bagi mereka yang butuh pendampingan karena kecelakaan misalnya itu layak terbang, lalu ada yang tidak istitha'ah sementara itu karena sakit tiba-tiba dan harus dirawat, sedangkan yang tidak istitha'ah menetap memiliki riwayat dan sedang sakit sehingga harus menerima perawatan," ujar dia.

Para jemaah calon haji yang harus menerima perawatan, oleh pihak embarkasi, dirujuk ke Rumah Sakit Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, untuk menerima perawatan dan akan digabungkan kembali pada kloternya jika sudah dinyatakan sehat dan layak terbang.

"Sedangkan bagi mereka yang tidak sempat ikut kembali pada kloternya, akan dimasukan pada kloter selanjutnya jika dinyatakan sudah sehat," ucapnya.

Hingga hari ketiga pemberangkatan calon jemaah haji, Kamis, embarkasi Jakarta memberangkatkan enam kloter yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta dan Banten dengan jumlah 2.328 jemaah dan 30 petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

Dari jumlah tersebut ada empat jemaah gagal berangkat karena meninggal di daerah asal, urusan dinas dan dua lainnya karena masalah prosedur kesehatan.

Selain itu, ada enam jemaah yang tertunda pemberangkatannya karena mengalami masalah kesehatan.

Direncanakan, embarkasi Jakarta akan memberangkatkan 24.524 calon haji dan 315 orang petugas yang terbagi dalam 63 kloter di dua gelombang.

Gelombang pertama pemberangkatan calon jemaah haji Indonesia embarkasi Jakarta, akan berangkat menuju Madinah, Arab Saudi dengan jadwal terakhir pada 29 Juli 2018.

Untuk gelombang kedua jemaah langsung mendarat di bandara Jedah, Arab Saudi yang akan pertama kali terbang pada 30 Juli 2018 dengan akhir pemberangkatan pada 15 Agustus 2018.

Untuk tahun 2018, calon jemaah haji termuda embarkasi Jakarta berumur 18 tahun (kloter lima) dari provinsi Banten dan yang tertua berumur 98 tahun (kloter 47), juga dari Provinsi Banten. 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018