"Sudah dua minggu ini tidak dipanen ..."
Bengkulu  (ANTARA News) - Petani di sejumlah desa di Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, membiarkan buah sawit tidak dipanen, karena tidak hanya akibat harga yang rendah, namun juga tidak ada pembeli.

"Sudah dua minggu ini tidak dipanen karena tidak ada toke (pedagang pengumpul) yang membeli buah sawit," kata Mario, petani sawit di Desa Pasar Seluma, Bengkulu, Jumat.

Ia mengatakan dalam tiga pekan terakhir para petani mengalami kerugian besar  karena harga tandan buah segar sawit (TBS) anjlok hingga Rp450 per kilogram.

Bahkan, harga murah tersebut juga tidak dapat dinikmati petani karena penjualan TBS ke pabrik pengolah minyak sawit tersendat. Mereka beralasan tangki penampungan minyak di pabrik sudah penuh.

Pedagang pengumpulTBS, Warno mengatakan dalam dua pekan ini sejumlah pabrik pengolah minyak sawit mengurangi pembelian dari petani karena alasan tangki penampung minyak sawit penuh.

Beberapa pabrik mengurangi pembelian jadi kami juga mengantisipasi kerugian dengan mengurangi pembelian dari petani, kata Warno.

Ia pun menceritakan kerugian yang dialaminya mencapai puluhan juta rupiah karena sudah membeli sawit dari petani tapi tidak bisa dipasok ke pabrik.

Terkait solusi dari pemerintah daerah yang memastikan pabrik membeli buah sawit seharga Rp1.200/kilogram, Warno mengatakan persoalannya bukan pada harga tapi kelancaran pembelian dari pabrik pengolah sawit.

"Harga setinggi apapun tapi kalau pabrik tidak menerima buah sawit ya sama saja tidak ada gunanya," kata dia.

Sebelumnya Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah sudah menggelar rapat dengan seluruh pemilik perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit di daerah ini dan menginstruksikan pembelian buah sawit petani seharga Rp1.200 per kilogram.

Baca juga: Ribuan ton sawit petani Bengkulu membusuk tak terjual

 

Pewarta: Helti Marini S
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018