Trenggalek, Jawa Timur (ANTARA News) - Upaya pencarian Ahmad Lutfianto (30), nelayan yang dilaporkan hilang diduga tenggelam terbawa arus laut setelah kapalnya pecah dihempas gelombang tinggi sampai saat ini masih terkendala gelombang tinggi.

Kepala Badan SAR Nasional Pos SAR Trenggalek, Asnawi Suroso, Jumat, mengatakan, pencarian memasuki hari kedua belum membuahkan hasil.

"Belum. Hari ini pencarian kami fokuskan melalui jalur darat dengan menyisir pantai-pantai di sekitar lokasi kejadian," kata Suroso dikonfirmasi melalui telepon.

Badan SAR Nasional sebenarnya telah mengerahkan tiga regu SAR. Mereka pada awalnya direncanakan melakukan tiga skenario pencarian.

Satu tim mencari melalui jalur laut, satu tim menyisir jalur darat dari Pantai Selah di perairan Teluk Glonjo ke arah timur hingga Pantai Blado, dan satu tim sisanya menyisir ke arah barat hingga wilayah Pantai Ngampiran.

Namun dari tiga skenario aksi pencarian itu, lanjut dia, opsi penyisiran melalui jalur laut batal dilakukan.

Penyebabnya, gelombang laut yang mencapai 2-3 meter dianggap terlalu tinggi dan membahayakan bagi regu SAR yang melakukan pencarian.

"Tadi pagi kami berkoordinasi dengan nelayan setempat dan mendapat masukan untuk tidak melakukan penyisiran melalui jalur laut lebih dulu mengingat gelombang yang sangat tinggi. Sangat berbahaya jika dipaksakan penyisiran jalur laut," ucap Asnawi.

Karena tidak memungkinkan pencarian dari jalur laut inilah, tiga regu dilebur menjadi dua tim untuk melakukan penyisiran jalur darat di sepanjang pesisir Pantai Selah ke barat dan timur hingga radius kurang-lebih dua kilometer.

Fokus pencarian dikonsentrasikan di area pesisir ini dengan mempertimbangkan kebiasaan penemuan korban kecelakaan laut pada waktu-waktu sebelumnya antara Pantai Blado di sisi timur dan Pantai Ngampiran.

"Selain itu sampah laut biasanya juga mengarah ke sini. Mengikuti arus laut," kata dia.

Pewarta: Destyan Sujarwoko
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018