Tokyo (ANTARA News) - Komite Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 (TOCOG) mengumumkan nama dua sosok maskot, Miraitowa dan Someity, untuk masing-masing pesta olahraga antarbangsa tersebut dalam sebuah seremoni di Tokyo, Minggu.

Miraitowa, maskot Olimpiade Tokyo 2020, adalah sosok berwarna biru-putih yang namanya merupakan kombinasi kosakata Jepang dari "Mirai" yang berarti masa depan dan "Towa" yang berarti keabadian.

Sedangkan Someity, maskot Paralimpiade Tokyo 2020, merupakan sosok berwarna merah jambu-putih yang mengenakan jubah. Namanya berasal dari jenis bunga sakura "Someiyoshino", yang oleh TOCOG disebut juga secara homofon terdengar seperti "so mighty" atau frasa bahasa Inggris berarti "sangat kuat".

Nama resmi keduanya baru diumumkan, meskipun tampilannya yang didesain oleh ilustrator Ryo Taniguchi diperkenalkan sejak Februari lalu.

Taniguchi, merupakan pemenang sayembara maskot Olimpiade-Paralimpiade Tokyo 2020 yang karyanya dipilih lebih dari separuh suara anak-anak seantero Jepang yang masuk dalam jajak pendapat.

Baca juga: Maskot Asian Games hadir di Tol Palikanci

Baca juga: "Atung" sang rusa mejeng di Istana Negara


"Kalian adalah bagian dari Olimpiade-Paralimpiade," kata Presiden TOCOG sekaligus mantan Perdana Menteri Jepang, Yoshiro Mori, di hadapan anak-anak yang menghadiri seremoni pengenalan nama Miraitowa dan Someity.

"Kalian memilih kedua karakter ini. Kami memiliki lima juta siswa yang turut memilih, membuat Olimpiade-Paralimpiade ini milik semua orang, bukan hanya atlet, tapi semuanya," ujarnya menambahkan.

Di Jepang, negara yang begitu menggemari sosok-sosok maskot dalam banyak hal, TOCOG membuat Miraitowa dan Soemity kian dicintai sembari mengataan keduanya memiliki kekuatan super dan kemampuan teleportasi antara dunia digital menuju realitas.

Usai seremoni, Miraitowa dan Someity menaiki sebuah kapal yang melaju di Sungai Sumida demi melintasi sejumlah bangunan ikonik Tokyo, melambai-lambai kepada anak-anak yang berdiri di tepi sungai, demikian Reuters.

(H-RF/E009)

Pewarta: A. Rauf
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018