Jakarta (ANTARA News) - Vexanium, platform pemasaran terdesentralisasi yang mengusung teknologi blockchain, mengaku telah menjual 300 juta token (mata uang digital) untuk menggalang modal pada initial coin offering (ICO) yang dimulai 16 Mei hingga 7 Juni 2018.

Dengan menggunakan teknologi blockchain, Vexanium bertujuan untuk mentransformasi industri vouche dan kupon dengan menjawab tantangan yang dihadapi peritel dan konsumen, menurut Vexanium dalam siaran persnya, Minggu.

Peritel yang menjual produk dan layanan melalui platform pemasaran online dengan traffic tinggi, seperti Groupon, Dianping, dan Meituan, kerap menawarkan voucher dan kupon agar menarik pembeli.

Namun, memberikan voucher dan kupon berimplikasi pada biaya tersendiri. Harga jual akan terpotong oleh diskon, dan ditambah pemotongan untuk komisi rata-rata 15% hingga 20% yang ditagihkan platform pemasaran berdasarkan cost-per-acquisition (CPA) atau cost-per-sales (CPS), dan akan memangkas laba yang diterima peritel.

Berbagai peritel mengatasi masalah ini dengan menawarkan voucher atau kupon dengan diskon minim atau diskon dengan syarat yang tidak realistis. Bagi para konsumen, voucher dan kupon yang tidak menarik seperti itu justru membuat mereka enggan berbelanja.

Konsumen juga menghadapi masalah umum lainnya, seperti voucher dan kupon yang kadaluarsa atau hilang, ketika mereka ingin menggunakan diskon.

Platform Vexanium, yang dirancang untuk memungkinkan akuisisi, aktivasi, dan mempertahankan pengguna, menjawab semua tantangan ini dengan membawa industri voucher dan kupon menjadi ‘on-chain’ melalui aplikasi VEX.

Aplikasi ini terintegrasi dengan sejumlah bursa crypto agar para pengguna—baik peritel, konsumen, dan juga penggemar crypto—bisa mengubah voucher dan kupon mereka menjadi token VEX. Pengguna lalu bisa menyimpan, menarik, menjual, dan mematok harga token voucher dan kupon melalui aplikasi.

“Melalui platform VEXANIUM, perusahaan-perusahaan bisa menciptakan point reward dalam bentuk token digital di aplikasi untuk program loyalitas mereka,” kata pendiri dan CEO Vexanium Danny Baskara.

“Umumnya, insentif seperti itu menjadi reward bagi konsumen di model bisnis yang berdasarkan cost-per-acquisition (CPA). Token-token tersebut juga bisa diubah menjadi kupon atau poin yang bisa digunakan di aplikasi perusahaan.”

Fitur inovatif di platform VEXANIUM, atau VEX Platform, antara lain pasar “airdrop”. Airdrop adalah proyek blockchain yang mendistribusikan token gratis ke pengguna. Dengan token VEX, perusahaan blockchain bisa meluncurkan kampanye airdrop untuk menarik pengguna baru, selain mempertahankan yang sudah ada melalui reward berbentuk airdrop.

Vexanium menargetkan agar marketplace Vexanium berfungsi penuh dan terbuka bagi pengguna, termasuk merchant and pengguna individu di Indonesia pada kuartal keempat 2018, selain rencananya untuk mendirikan dan meluncurkan VEXchange dan VEXplorer pada kuartal kedua 2019.

Selain Indonesia, perusahaan ini berencana untuk menghadirkan solusinya di kota-kota besar lain di wilayah Asia, termasuk Kuala Lumpur, Ho Chi Minh City, Seoul, Hong Kong, dan Bangkok, selain Dubai, pada 2019.

Pewarta: Suryanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018