Jakarta (ANTARA News) - Band punk rock Indonesia, Marjinal, membawakan lagu berjudul "Palestina" pada festival musik cadas Hammersonic 2018 di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara, Minggu.

Sebelum lagu itu dimulai, vokalis sekaligus gitaris Marjinal, Mikail "Mike" Israfil, mengajak segenap penonton Hammersonic untuk mendoakan kemerdekaan Palestina.

"Lagu yang kami bawakan ini untuk teman, saudara-saudara kita di Palestina yang berjuang untuk kemerdekaan," kata Mike dengan suaranya yang lantang dari atas panggung.

Lagu bertempo cepat yang dinyanyikan dengan suara yang keras dan tegas khas musik punk itu disambut teriakan penonton yang ikut bernyanyi.

Marjinal membuka penampilannya dengan lagu "Negeri Ngeri" yang tidak hanya populer di kalangan komunitas punk, namun lagu itu ikut menarik rombongan penggemar musik metal untuk bergoyang bersama di depan panggung.

Irama musik yang cepat membuat penonton begitu mudah terlarut untuk terus bergoyang. Marjinal menyudahi aksi panggungnya lewat lagu "Hukum Rimba" yang kerap dinyanyikan masyarakat saat berunjuk rasa.

"Maling-maling kecil dihakimi, maling-maling besar dilindungi," demikian potongan lagu Hukum Rimba yang dibawakan Marjinal.

Parade band cadas

Hammersonic 2018 mencampurkan berbagai macam genre musik berirama keras dalam satu festival, mulai dari metal, punk, hardcore, grindcore, hingga beberapa jenis musik cadas lainnya.

Penyelenggara membagi pertunjukkan itu ke dalam tiga panggung berbeda antara lain panggung Hammer Stage, Sonic Stage dan Main Stage.

Di Hammer Stage, sejumlah band metal papan atas tampil menggebrak sejak Minggu siang antara lain Straightout, Saint Loco, Koil hingga DeadSquad.

Marjinal, NOXA, RTF, Funeral Inception, Forgotten, Getah hingga Hellcrust memberikan musik-musik cadas bertempo cepat di panggung Sonic Stage.

Sedangkan band-band internasional antara lain H20, Dead Kennedy, Brujeria, Escape The Fate dan In Flames menjadi sajian di panggung utama.

Kendati berbeda segmen, namun musik-musik itu memiliki benang merah berupa lantunan suara gitar berdistorsi yang keras, tempo yang cepat dan syair-syair lagu yang bertemakan kritik sosial.

Para penonton lintas genre musik itu terlihat menikmati festival itu. Mereka saling berpindah dari panggung utama ke panggung lainnya untuk menyimak bahkan larut dalam irama musik untuk melompat, bergoyang pogo, hingga membuat lingkaran circle pit untuk berekspresi sebebas-bebasnya.

Baca juga: Koil hingga In Flames bakal hadir di Hammersonic 2018

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018