Manokwari, Papua Barat (ANTARA News) - BP Indonesia selaku operator Tangguh LNG berharap bisa meningkatkan komposisi pekerja mereka menjadi 85 persen pekerja lokal asal Papua, khususnya Papua Barat, dari saat ini sebesar 55 persen.

"Untuk train 1 dan 2 itu tenaga kerjanya sampai saat ini sudah 55 persen orang Papua dan kami terus melakukan pemberdayaan untuk mencapai 85 persen pada 2029 train 1, 2 dan 3," kata Head of Country BP Indonesia Dharmawan Samsu di Papua Barat, Selasa.

Menurut Dharmawasan, saat ini sudah terbangun dan beroperasi kilang gas alam cair pada proyek train 1 dan train 2. Sementara proyek train 3 baru beroperasi pada 2020.

"Nah jadi yang saya maksud untuk 85 persen itu tenaga kerja kita orang Papua setelah train 3 selesai," ujarnya.

Dharmawan menambahkan bahwa untuk proyek BP Tangguh train 3 sendiri BP Tangguh menargetkan paling tidak lebih dari 30 persen dari pekerjanya diambil dari orang lokal.

Sementara itu, sesuai arahan program Nawacita kabinet Presiden Joko Widodo, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan meresmikan Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas Teluk Bintuni (P2TIM-TB) yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan sektor industri dan migas dalam menciptakan pekerja lokal kompeten.

"Ini adalah salah satu jawaban untuk menurunkan pengangguran, seperti program Nawacita. Banyak perusahaan besar untuk lapangan pekerjaan. Karena kita otonomi khusus untuk memberi kesempatan bagi orang asli papua, untuk bisa dapat pekerjaan," kata Dominggus.

Baca juga: Produksi gas industri diproyeksi naik 5 persen tahun ini

Baca juga: BUMN: Integrasi PGN-Pertagas perkuat infrastruktur gas nasional


Gubernur Papua Barat meresmikan fasilitas pelatihan di Bintuni yang merupakan salah satu program unggulan pemerintah kabupaten Teluk Bintuni sebagai salah satu daerah penghasil migas di Papua Barat.

Pemerintah setempat bekerja sama dengan PT Petrotekno sebagai mitra untuk mengelola dan menyelenggarakan pelatihan teknik industri dan migas di Kabupaten Teluk Bintuni.

Pusat pelatihan ini akan memberikan program baik dengan akreditasi nasional dan internasional. P2TIM-TB dibangun di atas lahan seluas 9.300 meter persegi di Kampung Beimes, Distrik Bintuni Timur dilengkapi dengan asrama siswa.

Angkatan pertama ini berjumlah 100 orang, yang akan menjalani pelatihan selama empat bulan. Sebesar 90 persen siswa pelatihan angkatan pertama merupakan putra daerah Kabupaten Teluk Bintuni.

"Ini tanggung jawab kita semua, tapi masyarakat masih biasa semua belum sejahtera, padahal sumber daya alam melimpah. Maka ini harus dibangun semua," katanya.

Baca juga: Holding BUMN migas diyakini tingkatkan bisnis gas

Baca juga: Perdagangan LNG global terus meningkat terutama dari Australia dan AS

Pewarta: Afut Syafril
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018