Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bersama Pemerintah AS melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan Perdagangan Australia (DFAT) menggelar Latihan Simulasi Table-Top Menghadapi Kedaruratan Penyakit Zoonosis Melalui Pendekatan One Health di Medan.

Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa, disebutkan simulasi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Indonesia dalam mencegah, mendeteksi dan mengatasi wabah Penyakit Infeksi Emerging (PIE) melalui peningkatan koordinasi multisektoral sesuai dengan pedoman koordinasi pendekatan One Health yang diluncurkan pada Februari 2018.

"Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana nonalam berupa wabah penyakit khususnya penyakit infeksi emerging (penyakit yang baru muncul di suatu populasi) dan penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan oleh hewan ke manusia atau sebaliknya) menggunakan buku Pedoman Koordinasi Lintas Sektor yang telah diluncurkan beberapa waktu lalu di Yogyakarta," kata Asisten Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK Naalih Kelsum.

Latihan simulasi table-top ini merupakan simulasi keempat dan yang terakhir. Simulasi sebelumnya telah dilaksanakan di Bogor, Manado, dan Bali pada awal tahun ini.

Latihan simulasi di Medan akan melibatkan perwakilan dari seluruh provinsi yang ada di pulau Sumatera mulai dari Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Bangka Belitung, dan Lampung.

"Merupakan suatu kehormatan bagi Pemerintah Amerika Serikat untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan pedoman koordinasi pendekatan `One Health` yang akan memastikan bahwa mekanisme koordinasi yang dibutuhkan saat terjadinya wabah bersifat transparan dan dapat ditindaklanjuti," kata Deputi Konsul Kedutaan Besar Amerika Serikat Jessica Panchatha.

Indonesia adalah salah satu negara yang rentan terhadap ancaman PIE dan penyakit zoonosis. Hal ini disebabkan posisi Indonesia yang terletak di wilayah rawan akibat besarnya jumlah penduduk dan turis yang melakukan perjalanan baik domestik maupun internasional, iklim, keanekaragaman hayati dan tingginya interaksi antara manusia dan satwa liar.

Sebagai contoh, Indonesia merupakan daerah endemik untuk flu burung dan daerah persinggahan burung migrasi. Sehingga pada periode 2003-2012 Indonesia menjadi negara yang paling parah terdampak virus flu burung dengan 200 kasus, 167 orang di antaranya meninggal dunia di 15 Provinsi dan 58 kabupaten-kota terdampak dengan kerugian finansial mencapai Rp3,87 triliun.

Kemenko PMK menunjuk Provinsi Sumatera Utara sebagai lokasi pelaksanaan simulasi kesiapsiagaan mengingat pada tahun 2006 Kabupaten Tanah Karo menjadi kluster kasus flu burung pertama dan terbesar di Indonesia.

Provinsi Sumatera Utara juga memiliki dua taman nasional yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG). Kedua taman nasional ini adalah rumah yang menaungi keanekaragaman hayati Indonesia baik flora maupun fauna.

Provinsi Sumatera Utara juga memiliki posisi yang strategis karena berada di jalur pelayaran Selat Malaka sehingga berpeluang menjadi hub perdagangan internasional di Kawasan Asia Tenggara.

"Latihan simulasi ini sangat berguna bagi jajaran aparat pemerintahan provinsi dan kabupaten berikut pemangku kepentingan lain untuk dapat mempraktekan Pedoman Koordinasi tersebut sekaligus menyesuaikan dengan kondisi di wilayah masing-masing," kata Sekretaris Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara R Sabrina.

Selain menyusun pedoman koordinasi sejak 2016, Kemenko PMK juga menyusun dan melaksanakan program pencegahan, deteksi, dan kesiapsiagaan atas potensi wabah penyakit zoonosis dan PIE.

Serangkaian kajian dan diskusi untuk memastikan program tersebut sejalan dengan kebijakan, strategi, dan prioritas, serta didukung dengan peraturan dan perundang-undangan yang ada.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018