Jakarta (ANTARA News) - Provinsi Jambi menjadi salah satu daerah dengan lahan gambut terluas di Indonesia dengan luas mencapai 700.000 hektare, sehingga pemerintah provinsi ini terus mendorong pengelolaan lahan gambut secara lestari.

Terkait dengan hal itu, pada 23 - 26 Juli 2018 diselenggarakan Workshop Enhancing the Benefits of Tropical Peatland Restoration for Supporting Local Communities and Ecosystem Processses di Hotel Aston, Jambi.

Acara ini dibuka oleh Kabid. KSPHP BBSDLP Dr. Yiyi Sulaeman, M.Sc. Turut memberikan sambutan dalam acara ini Kepala BPTP Jambi Dr.Rustam, M.Si yang menyampaikan rasa terimakasihnya telah mempercayakan Provinsi Jambi sebagai lokasi penelitian.

Baca juga: Peneliti Balitbangtan dan Inggris kerja sama kaji multifungsi lahan gambut

Saat dikonfirmasi penanggungjawab kegiatan ini, Prof. (Riset). Dr. Fahmudin Agus menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan proyek kerjasama lintas institusi, diantaranya Kementerian pertanian (BBSDLP, Balit Tanah, BPTP Jambi), LPDP Dikti, Universitas Jambi dan melibatkan partisipan dari beberapa universitas dan institusi luar negeri seperti University of York, University of Leeds, University of Liverpool dan Remote Sensing, Zoological Society of London.

Ia mengatakan, jumlah peserta sekitar 50 orang termasuk peneliti dan teknisi dari BPTP Jambi. Aktivitas yang mereka lakukan antara lain simulasi pengambilan dan pengukuran GRK (Gas Rumah Kaca) di lahan sawit rakyat dan hutan lindung, pengamatan profil tanah gambut hingga kedalaman 4 m, sosialisasi alat pengukuran iklim otomatis (AWS), serta peninjauan hutan lindung terkait pengamatan keanekaragaman hayati, studi sosial ekonomi petani kelapa sawit di Desa Pematang Rahim dan Desa Pandan Lagan, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Baca juga: Balitbangtan kembangkan peta spasial dan sidik jari

“Kunjungan ke lapangan bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan kerjasama penelitian yang sudah berjalan selama satu tahun dan mempersiapkan paket penelitian lanjutan yang erat kaitannya dengan pemanfaatan lahan gambut, sosial ekonomi masyarakat sekitar perkebunan sawit, dan aspek-aspek untuk identifikasi areal prioritas terkait proyek restorasi.”

“Semoga dengan penelitian bersama ini akan memberikan keluaran berupa rekomendasi bagi pembuat kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.” pungkasnya.

Baca juga: Optimalisasi pemanfaatan air di Gunungkidul untuk genjot produksi padi

Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018