Jakarta (ANTARA News) - Komisi I DPR RI menyampaikan keprihatinan atas musibah yang menimpa mahasiswi warga negara Indonesia (WNI) di Rotterdam, Belanda, baru-baru ini.

Wakil Ketua Komisi I DPR Satya Widya Yudha menyampaikan apresiasi kepada KBRI Den Haag atas perhatian dan dukungan yang diberikan kepada korban dan keluarganya, serta dalam berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di Belanda.

"Ini merupakan wujud perlindungan WNI, dengan tetap menghormati privasi korban dan keluarganya," kata politisi Partai Golkar itu dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Menurut Satya  di Den Haag, Belanda, Minggu (25/7),  delegasi Komisi I DPR sebenarnya berkeinginan untuk mengunjungi dan menyampaikan keprihatinan secara langsung kepada korban dan keluarganya.

"Namun, kami diminta pihak KBRI Den Haag untuk tidak berkunjung secara langsung demi menjaga dan mengormati privasi korban dan keluarganya. Kami apresiasi ini, kami berharap pihak KBRI melakukan langkah-langkah cepat dan tepat untuk melindungi dan memberikan bantuan kepada korban dan keluarga secara maksimal," katanya.

Satya berada di Den Haag guna memimpin delegasi Komisi I DPR RI melakukan rapat dengar pendapat dengan KBRI Den Haag pada 23-25 Juli 2018.

Sementara, pihak KBRI dipimpin langsung Duta Besar RI untuk Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja.

Ikut pula 11 Anggota Komisi I DPR RI dalam rombongan delegasi yakni Yadi Srimulyadi, Bambang Wiyogo, Andika Pandu Puragabaya, Hari Kartana, Cucun Ahmad Syamsurijal, Taufiq Rahman Abdullah, Kartika Yudhisti, Syaifullah Tamliha, Supiadin Aries Saputra, dan Mohamad Arief Suditomo.

Satya melanjutkan rapat dengar pendapat dengan KBRI Den Haag bertujuan penguatan diplomasi Parlemen RI terhadap pelaksanaan politik luar negeri dan fungsi pengawasan DPR, sekaligus juga membahas isu strategis dan hubungan bilateral Indonesia dan Belanda.

Di samping membahas aspek sejarah hubungan kedua negara, lanjutnya, isu lain yang dibahas adalah kesepakatan kerja sama kedua negara selama lima tahun terakhir pascapenandatanganan "Joint Declaration on Comprehensive Partnership" pada 2013 termasuk kerja sama seperti pertahanan, pendidikan, dan kebudayaan.

Isu lainnya yang dibahas adalah hubungan perdagangan, investasi, dan pariwisata; peran Indonesia di organisasi internasional di Belanda; dan perlindungan WNI termasuk pelajar Indonesia di Belanda.

"Komisi I DPR telah menyampaikan berbagai masukan terkait peningkatan potensi hubungan kedua negara termasuk diplomasi ekonomi dalam mengantisipasi dampak kebijakan Parlemen Eropa terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke Eropa," kata Satya.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018