Jakarta (ANTARA News) - Ada namun tidak ada. Begitulah perasaan Robin, Beast Boy, Raven, Cyborg, dan Starfire yang tergabung dalam Teen Titans sebagai pahlawan super yang merasa tidak mendapat perhatian publik sebagaimana pahlawan super lainnya.

Tanda tanya besar meliputi benak Robin dalam "Teen Titans Go! to the Movies". Mengapa dia dan timnya tidak sepopuler karakter DC Comis lain seperti Batman, Superman atau Wonder Woman. Padahal mereka juga punya kekuatan mumpuni, berkostum keren, dan melakukan aksi penyelamatan layaknya pahlawan super.

Robin akhirnya menemukan satu jalan untuk mendapat pengakuan: Teen Titans harus punya film sendiri seperti pahlawan-pahlawan super lain.

Tanpa pikir panjang, mereka pun memutuskan berangkat ke Hollywood, meminta sutradara Jade Wilson memproduksi film mereka.

Tapi upaya itu tidak berjalan mulus. Robin dan teman-temannya tidak dianggap sebagai pahlawan super yang membasmi musuh. Mereka hanya dianggap sebagai pendamping yang terkesan kekanak-kanakan dan penuh lelucon.

Kekonyolan Robin dan teman-temannya juga menjadi sasaran kritik Superman dan rekan-rekan pahlawan supernya.

 
Salah satu adegan dalam "Teen Titans Go! to the Movies" (IMDB)


Film animasi yang tayang di bioskop Tanah Air pada 27 Juli ini merupakan langkah mengenalkan pahlawan-pahlawan super DC yang selama ini dikenal sebagai pendamping saja.

Sutradara Peter Michail dan Aaron Horvath mengemas film animasi baru Warner Bros ini secara ringan, dengan aksi-aksi kocak para Titan dan cameo yang memicu tawa penonton.

Dan musik latar up-beat yang enak didengar membuat para penggemar Teen Titans makin menikmati film.



Robin dan rekan-rekannya dalam "Teen Titans Go! to the Movies" (IMDB)






 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018