Pelabuhan Patimban merupakan proyek strategis sesuai aturan Perpres proyek strategis di Subang, Jawa Barat. Proyek ini merupakan pinjaman dari Jepang dan menandakan satu erat hubungannya Indonesia dan Jepang. Menandai hubungan 60 tahun Indonesia Jepa
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan dan konsorsium menandatangani kontrak pembangunan proyek Pelabuhan Patimban Paket 1 senilai Rp6 triliun.

Penandatanganan kontrak Paket 1 Pelabuhan Patimban dilakukan di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat, disaksikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Agus Purnomo serta Konselor Ekonomi Kedutaan Besar Jepang Mari Takada serta perwakilan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA).

Konsorsium yang terlibat, di antaranya Penta Ocean, Toa, Rinkai, Wijaya Karya dan PP.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan proyek strategis sesuai dengan Perpres Nomor 47 Tahun 2016 tentang penetapan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Pelabuhan Patimban merupakan proyek strategis sesuai aturan Perpres proyek strategis di Subang, Jawa Barat. Proyek ini merupakan pinjaman dari Jepang dan menandakan satu erat hubungannya Indonesia dan Jepang. Menandai hubungan 60 tahun Indonesia Jepang," katanya.

Dia mengatakan untuk tahap awal, Pelabuhan Patimban akan melayani hingga 3,5 juta Teus.

"Dan nantinya akan meningkat 5,5 juta Teus dan akan nambah lagi sampai 7,5 juta Teus," katanya.

Pembangunan Paket 1 meliputi hub terminal dan roro, terminal kendaraan 350.000 unit dan terminal peti kemas 800.000 Teus dan diharapkan akan beroperasi pada tahun depan.

"Dengan Patimban, harapannya biaya logistik bisa ditekan. Ini proyek penting agar ke depan Indonesia lebih baik," katanya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo merinci, total investasi Paket 1, yaitu Rp8,99 triliun.

"Nilai kontrak Paket 1 ini Rp6 triliun dengan durasi kita-kira 12 bulan, nilai kontrak Paket 2 Rp1, 8 triliun dan ini masih evaluasi, kemudian nilai kontrak Fase 1 Paket Rp357 miliar. Fase I nilainya Rp9 triliun atau Rp8,99 triliun. Insya Allah proyek ini akan segera berjalan," katanya.

Agus mengatakan pembangunan akan dilaksanakan dalam tiga tahap, konstruksi akan dimulai dalam waktu dekat dan diharapkan awal 2019 akan mulai "soft opening" dan total keseluruhan selesai 2027.

Konselor Ekonomi Kedutaan Besar Jepang Mari Takada mengatakan Pelabuhan Patimban bisa berkontribusi untuk ekspor dan impor perusahaan Jepang.

"Itu baik bagi ekonomi Jepang, juga bagi Indonesia," katanya.

Selain itu, Mari berharap kemacetan bisa teratasi karena adanya Pelabuhan Patimban mengingat Pelabuhan Tanjung Priok sangat padat.

"Jadi karena Patimban kami berharap kemacetannya bisa tidak lebih parah. Lalu lintas lebih baik," katanya. 

Baca juga: Menhub dipanggil Presiden bahas proyek Pelabuhan Patimban
Baca juga: Pelabuhan Patimban diharap tingkatkan perekonomian masyarakat sekitar


 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018