Jakarta (ANTARA News) - Setelah lama menghilang dari ruang publik, bekas penyanyi cilik Sari Yok Koeswoyo kembali sebagai bakal calon anggota legislatif dari PDI Perjuangan.

Perempuan bernama asli Herning Hapsari ini ada di antara 13 artis dalam daftar bakal calon anggota DPR yang diajukan PDI Perjuangan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Saya berproses panjang sekali, mungkin sekitar 10 tahun, sampai akhirnya memutuskan menceburkan diri ke dunia politik praktis," kata Sari Yok Koeswoyo ketika dihubungi melalui telepon selulernya dari Jakarta, Sabtu.

Sari mengaku memilih PDI Perjuangan sebagai jalan untuk mewujudkan visi karena menanggap partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu membawa aspirasi "wong cilik". Dia juga merasa memiliki tujuan yang sama dengan PDI Perjuangan.

"PDI Perjuangan juga memiliki ideologi yang kuat dan berbasis kepada Pancasila," kata Sari, yang lahir di Jakarta pada 20 Agustus 1968.

"Secara politis, saya juga ingin berpartisipasi untuk mengawal kemenangan Pak Jokowi pada pemilu presiden 2019," katanya.

Putri anggota Koes Plus Yok Koeswoyo itu sudah melakukan banyak persiapan untuk mengikuti pemilihan anggota legislatif 2019, termasuk memetakan masyarakat di daerah pemilihan dan pesaingnya di sana.

PDI Perjuangan menempatkan Sari Yok Koeswoyo di Daerah Pemilihan Jawa Timur IX yang mencakup Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban bersama Abidin Fikri, kandidat yang saat ini sudah duduk di kursi DPR RI.

Dalam Daerah Pemilihannya, ada enam kursi DPR yang akan diperebutkan oleh calon-calon dari 16 partai politik peserta pemilu 2019.

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sebelumnya menjelaskan, partai menempatkan Sari di Daerah Pemilihan Jawa Timur IX karena keluarga Koeswoyo berasal dari Kabupaten Tuban dan itu dianggap sebagai modal untuk masuk ke kalangan warganya.

Selain itu partai berharap ketenaran Koes Plus pada masa lalu membantu mendongkrak popularitasnya.

Baca juga: Deretan artis dan menteri dalam daftar caleg PDIP
 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018