Perlu langkah tepat untuk penyelamatan pesisir yang melibatkan masyarakat yang hidup di pesisir dan pulau-pulau kecil dalam menjaga perairannya dan ekosistem pesisirnya
Oleh Muhammad Razi Rahman

Jakarta, (ANTARA News) - Menjaga ekosistem mangrove atau hutan bakau merupakan hal yang penting bagi keberlanjutan hidup masyarakat pesisir.

"Perlu langkah tepat untuk penyelamatan pesisir yang melibatkan masyarakat yang hidup di pesisir dan pulau-pulau kecil dalam menjaga perairannya dan ekosistem pesisirnya," demikian Manajer Kampanye Keadilan Iklim Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Yuyun Harmono dalam rilis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, masyarakat lokal selama ini telah melakukan praktek terbaik dalam pengelolaan pengelolaan wilayah kelola rakyat di pesisir dan pulau-pulau kecil seperti di Pulau Bangka Sulut, Pulau Pari dan masyarakat Kalaodi di Tidore.

Untuk itu, pengakuan terhadap wilayah kelola rakyat dan pengetahuan masyarakat pesisir dalam pengelolaan pesisir dan perairannya menjadi krusial dalam memastikan wilayah tersebut dikelola partisipatif dan adil.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menginginkan warga di pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, dapat terus menjaga kebersihan serta selalu berkomitmen untuk menjaga pesisir.

Menteri Susi menyatakan hal tersebut saat menghadiri kegiatan penanaman mangrove (pohon bakau) di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Minggu (22/7). Penanaman mangrove tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia yang jatuh pada tanggal 26 Juli setiap tahunnya.

Salah satu upaya pelestarian pesisir tersebut dilakukan warga Pari bersama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) sebagai bentuk kepedulian terhadap kerusakan mangrove yang banyak terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Menteri Susi mengapresiasi kegiatan yang dilakukan warga Pulau Pari, serta juga mengutarakan rasa senang atas kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Meskipun demikian, Menteri Susi ingin agar penanaman mangrove yang dilakukan mempertimbangkan aspek teknis agar kemanfaatan yang diperoleh masyarakat dapat dimaksimalkan.

Oleh karena itu, Menteri Susi menyarakan agar warga membuat kanal dengan lebar kurang lebih 1 meter dan kedalaman setengah meter dengan jalur berkelok sebagai jalan bagi masyarakat yang ingin menyusuri pantai dan bermain air, tanpa merusak mangrove dan mengganggu ikan bertelur.

Ia juga meminta agar masyarakat mengumpulkan karang di pinggir pantai dan menaruhnya agak ke tengah sebagai breakwater (pemecah gelombang) hasil kanalisasi yang dilakukan.

Menteri Kelautan dan Perikanan khawatir, jika kanal tidak dibuat, pohon mangrove yang ditanam dapat mati karena kekurangan air atau pertumbuhannya terhambat.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak menebang mangrove untuk membuat rumah maupun kolam pertambakan udang.

Menurut dia, mangrove yang tidak dijaga dengan baik justru dapat mendatangkan mudarat.

Baca juga: Wisatawan disuguhi hamparan mangrove jelang Tanjung Lesung

Baca juga: Menteri Susi: jaga mangrove dan terumbu karang

Baca juga: Warga DKI diajak menanam bibit mangrove

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018