... Thomas mutlak yang terkuat selama tiga pekan terakhir...
Paris (ANTARA News) - Geraint Thomas mempererat cengkeraman Team Sky pada Tour de France saat dia membawa tim Britania tersebut meraih gelar keenam mereka dalam tujuh tahun pada Minggu dan tidak ada tanda-tanda dominasi mereka akan berakhir dalam waktu dekat ini.

Thomas menciptakan penampilan yang nyaris sempurna untuk menjadi pebalap sepeda Britania dan juga Team Sky ketiga yang menjadi juara setelah Bradley Wiggins (2012) dan Chris Froome (2013, 2015, 2016, 2017).

Pebalap sepeda Belanda Tom Dumoulin finis di posisi kedua bagi Team Sunweb setelah juga menempati posisi kedua di Giro d'Italia yang dimenangi Froome, yang menempati peringkat ketiga dalam klasemen akhir.

Pebalap sepeda Norwegia, Alexander Kristoff, memenangi etape terakhir setelah 116 km dari Houilles hingga Champs-Elysees, yang sebagian besar merupakan prosesi panjang, yang mana Thomas menikmati beberapa sampanye menjelang garis finis dalam kelomok besar yang melakukan sprint.

Kegagalan Froome untuk mengalahkan Thomas juga memperlihatkan bagaimana sulitnya untuk meraih gelar ganda Giro-Tour, dengan Marco Pantani menjadi orang terakhir yang mencapai gelar tersebut pada 1998 pada era yang tercemar doping.

Thomas, yang memenangi dua etape pegunungan --salah satunya di puncak Alpe d`Huez-- muncul sebagai pria terkuat dalam balapan itu, saat dia merebut ruang pada dua pesaingnya setelah merebut kaus kuning pada akhir etape ke-11.

Hanya pada Time Trial terakhir dia kehilangan waktu pada Dumoulin dan Froome, tapi dia sebenarnya sudah mengamankan gelar dalam etape-etape pegunungan.

"Thomas mutlak yang terkuat selama tiga pekan terakhir," kata Dumoulin.

"Dia tidak melakukan kesalahan apapun, dia tidak pernah mendapat masalah dari siapapun, termasuk saya - di pegunungan atau etape lainnya."

"Pebalap terkuat menjuarai Tour de France," kata Froome. "Itu sudah jelas saat kami memasuki Alps, Geraint berada dalam kondisi yang lebih baik ketimbang saya saat itu."

Kemenangan Thomas itu akan merupakan sebuah kelegaan bagi Sky, khususnya di tengah popularias Froome yang menukik di Prancis setelah dia dinyatakan klir dari pelanggaran doping berbulan-bulan seelah dites positif memiliki level berlebih dari obat asma.

Froome dan pebalap lain Team Sky, termasuk Thomas, dicemooh penonton di sisi jalanan. Juara empat kali itu menjadi sasaran utama ejekan, dengan salah satu penonton memukul bahunya di tanjakan menuju l`Alpe d`Huez.

Sementara ketua tim Dave Brailsford mengecam para penonton dengan mengatakan bahwa mengejek dan memukul para pebalap sepeda bukan kebiasaan orang Prancis, Froome dan Thomas menjaga ketenangannya.

Mereka berkonsentrasi pada balap sepeda, tidak melakukan kesalahan dan dilindungi dengan baik tim terkuat di lapangan.

Pebalap sepeda Prancis, Julian Alaphilippe, mengonfirmasi potensi besar dengan memenangi dua etape dan merebu kaus polkadot raja tanjakan.

Juara dunia, Peter Sagan, melalui hari-hari terakhir setelah tabrakan berat untuk mengamankan penyamaan rekor kaus hijau keenam untuk pemimpin klasifikasi poin atau sprint dan pebalap Prancis Pierre Latour muncul sebagai seorang yang berpotensi finis di podium dalam waktu dekat setelah dia memenangi kaus putih untuk pebalap terbaik U-25.

Bagaimanapun ini merupakan balapan mengecewakan bagi Prancis saat Romain Bardet mengeluarkan batas-batasnya saat dia menempati peringkat keenam klasemen keseluruhan setelah dua kali finis di podium pada 2016 dan 2017.

Tidak ada pebalap sepeda Prancis yang memenangi balapan sejak Bernard Hinault merebut gelar kelima pada 1985.

Pewarta: ANTARA
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018