Sembalun (ANTARA News) - Upaya evakuasi para pendaki bersama "porter guide" di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, hingga Senin malam, masih terus berlanjut.

"Meskipun kondisi sudah malam, upaya evakuasi masih terus dilanjutkan," kata Kepala Balai TNGR Sudiyono yang ditemui di Resor Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Senin.

Hal itu diungkapkannya, mengingat seluruh pengunjung Taman Nasional Gunung Rinjani yang sebelumnya bertahan di Danau Segara Anak pascagempa bumi berkekuatan 6,4 SR yang mengguncang NTB pada Minggu (29/7) pagi, pukul 06.47 Wita, sebagian besarnya sudah berhasil dievakuasi keluar kawasan.

"Sebagian besar sudah turun dan sisanya masih ada di Pos 2 (jalur pendakian resmi Sembalun). Untuk yang 6 orang lagi memang masih bertahan di Danau Segara Anak, begitu juga dengan satu jenazah, tapi tim sudah ke lokasi untuk evakuasi," ujarnya.

576 jiwa yang menjadi patokan tim penyelamat muncul dari data pendaftaran pengunjung TNGR pada 27-28 Juli 2018. Meskipun seluruhnya dipastikan dapat dievakuasi, namun Sudiyono menegaskan bahwa tim penyelamat masih akan terus melakukan penelusuran di dalam kawasan.

"Walaupun tuntas, tapi kami belum merasa tuntas. Penelusuran masih akan terus berlanjut sampai benar-benar dipastikan tidak ada pengunjung yang masih terjebak di dalam kawasan," ucapnya.

Untuk memaksimalkannya, BTNGR berencana akan membuat posko pengaduan yang difungsikan sebagai pusat informasi pengunjung yang masuk ke dalam kawasan sebelum tanggal 27-28 Juli 2018.

"Mungkin ada keluarganya yang merasa kehilangan, biaa disampaikan ke sini (posko pengaduan). Nantinya identitas yang dilaporkan akan kita sesuaikan dengan daftar pengunjung sebelum - sebelumnya," kata Sudiyono.
Pendaki Gunung Rinjani yang sempat terjebak longsor akibat gempa bumi tiba di Pos Bawaknao, Sembalun, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7/2018). Sebanyak 560 pendaki sempat terjebak di Gunung Rinjani akibat gempa bumi yang terjadi pada hari minggu (29/7/2018). (ANTARA /Akbar Nugroho Gumay)

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018