"Kelahiran anoa ini tentu saja membawa angin segar dan harapan baru bagi konservasi..."
Manado (ANTARA News) - Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Manado, Dodi Garnad, mengatakan kelahiran anak anoa untuk ketiga kalinya, berlangsung secara normal.

"Pada Rabu 25 Juli 2018 pukul 21.04 Wita, lahir anak anoa dari induk anoa betina Denok dan anoa jantan Rambo di Anoa Breeding Centre (ABC) BP2LHK Manado berjenis kelamin betina, berat badan 6,7 kg dan panjang badan 55 cm,"  kata Dodi di Manado, Sulawesi Utara, Selasa.

Kelahiran anak anoa ini merupakan kelahiran ke-3 di ABC BP2LHK Manado setelah diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ibu Siti Nurbaya Bakar tanggal 7 Februari 2015.

Anak anoa pertama lahir pada 7 Februari 2017 dan diberi nama Maesa oleh Wakil Presiden Bapak Jusuf Kalla. Bayi anoa kedua lahir pada 8 November 2017 dan diberi nama Anara oleh Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bapak Jan Darmadi didampingi oleh Ibu Menteri LHK di ABC BP2LHK Manado.

Proses kelahiran berlangsung secara normal dan kondisi induk dan anak Anoa dari pengamatan tim dokter hewan ABC sejauh ini dalam keadaan sehat, sudah mulai berinteraksi, menyusui dan berjalan untuk bayinya.

Saat ini di ABC memiliki 10 anoa dengan komposisi tiga jantan dan tujuh betina. Seperti halnya kelahiran sebelumnya harapannya untuk nama bayi anoa ketiga ini dapat diberikan nama oleh tokoh penting lainnya.

Seperti diketahui anoa (Buballus sp) menjadi salah satu pengisi keanekaragaman hayati di Kawasan Wallacea yang perlu diperjuangkan kelestariannya. Anoa adalah hewan endemik Sulawesi yang saat ini termasuk dalam kategori genting dan dilindungi oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang penetapan jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi, anoa masuk satwa / mamalia yang dilindungi.

Anoa juga digolongkan sebagai satwa terancam punah dalam IUCN Red List of Threatened Animal dan masuk ke dalam Appendix I CITES.

"Kelahiran anoa ini tentu saja membawa angin segar dan harapan baru bagi konservasi mengingat populasi anoa yang terus menurun," jelasnya.

Jumlah populasi anoa di habitat alaminya diperkirakan mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data IUCN Red List diperkirakan populasi anoa di seluruh Sulawesi tidak lebih dari 2.500 individu. Sedangkan di luar habitatnya, jumlah Anoa yang terdata di studbook adalah sebanyak kurang lebih 40 ekor.

ABC telah menjalin kerjasama untuk mendukung pelestarian satwa endemik Sulawesi ini diantaranya dengan PT Cargill Indonesia-Amurang, PT Resources Bolaang Mongondow serta dukungan dari BKSDA Sulawesi Utara dan PT. MSM-TTN.

"Untuk keberhasilan ini kami memberikan apresiasi yang tinggi untuk peneliti dan tim ABC BP2LHK Manado serta mitra kerja sama yang terus turut berkontribusi dalam konservasi Anoa sebagai satwa endemik yang dilindungi," jelasnya.

Baca juga: Anoa akan ditangkarkan
Baca juga: Pihak berwajib awasi serius anoa, babirusa, yaki dan maleo




 

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018