Denpasar (ANTARA News) - Konsulat Jenderal China di Denpasar, Bali, mengapresiasi Pemerintah Indonesia dalam upaya penyelamatan dan penanganan korban dan wisatawan asing termasuk dari negaranya yang sebelumnya terjebak di puncak Gunung Rinjani ketika terjadi gempa bumi di Lombok, NTB.

"Kami sangat mengapresiasi dan bersyukur terhadap upaya penyelamatan termasuk warga kami yang dilakukan tim gabungan," kata Konsul Jenderal China Gou Haodong di Denpasar, Rabu.

Diplomat senior itu mengatakan saat ini seluruh wisatawan China yang berjumlah 16 orang bersama dengan seribuan pendaki lainnya sudah dievakusi ke tempat lebih aman oleh tim gabungan setempat.

"Beberapa masih ada di Lombok dan sebagian lainnya akan segera pulang dalam beberapa hari. Mereka mendapatkan penanganan yang bagus dan saat ini kondisi semuanya dalam keadaan baik," ucapnya.

Gou mengaku meski memberikan trauma tetapi ia optimistis hal tersebut tidak mengganggu kunjungan wisatawan dari negeri dengan ikon panda itu karena merupakan peristiwa alam.

Sementara itu Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sebanyak 1.226 orang pengunjung di Taman Nasional Gunung Rinjani berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.

Dia menjelaskan gelombang evakuasi dilakukan selama tiga hari mulai Minggu (29/7) sebanyak 669 orang, terdiri 507 orang WNA dan 162 orang WNI.

Kemudian pada Senin (30/7) sebanyak 543 orang pengunjung yaitu 189 orang WNA dan 354 orang WNI dievakuasi tim evakuasi gabungan yang semuanya menggunakan jalur darat.

Selanjutnya pada Selasa (31/7) dievakuasi 14 orang WNI dan satu jenazah pendaki asal Makassar yang meninggal dunia akibat tertimpa material longsoran bebatuan ketika beranjak dari Danau Segara Anak saat gempa bumi.

Sebanyak 244 orang Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, Dalmas, Mapala, tenaga medis, SAR Unit dan relawan telah mengevakuasi semua pengunjung dari kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).

Hingga saat ini kawasan TNGR masih dinyatakan ditutup untuk pendakian dan wisata.

Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018