Cianjur (ANTARA News)- Puluhan siswa kelas VI SDN Ibu Jenab 2, Cianjur, Jawa Barat, terpaksa  belajar di lantai karena sekolah baru yang mereka tempati kekurangan meja dan kursi.

Kepala SDN Ibu Jenab 2 Sukardi di Cianjur, Kamis, mengatakan satu dari 12 kelas yang ada, siswanya masih harus belajar di atas lantai tanpa meja dan kursi karena pihak sekolah tidak memiliki fasilitas yang cukup setelah kepindahan.

Akibatnya sebagian besar siswa mengaku kesulitan berkonsentrasi terutama ketika harus menulis materi yang diberikan guru dengan posisi duduk bersila di lantai.

Beberapa siswa tampak tengkurap dan menjadikan lantai sebagai mejanya, beberapa siswa lainnya memaksakan diri untuk tetap duduk dan menempatkan buku di atas paha saat menulis pelajaran. 

"Ketika masih di sekolah lama, meja dan bangku sekolah yang dimiliki cukup memadai untuk masing-masing kelas. Setelah pindah ke sekolah baru, kami jadi kekurangan, sehingga siswa terpaksa belajar di lantai," katanya.

Sebelumnya dua kelas yang mengalami hal yang sama, namun satu kelas dapat diatasi setelah sekolah berinisiatif untuk menggunakan dulu meja dan kursi di ruang guru untuk digunakan siswa, ujar Sukadri.

"Di sekolah yang lama kami kekurangan kelas, sehingga ada yang masuk siang untuk siswa kelas I dan II. Sebelum pindah orang tua sepakat dengan catatan semua kelas masuk pagi, akibatnya ruang kelas memadai mebeler kekurangan,” ujar dia. 

Mendapati hal tersebut, pihaknya sudah mengusulkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cianjur, segera menambah fasilitas meja dan kursi untuk siswa tersebut, namun hingga beberapa bulan setelah pindan belum terealisasi.

"Kondisi seperti ini, sangat mengganggu kualitas belajar siswa terutama ketika harus menyalin tugas dari guru. Harapan kami dinas segera menambah mabeler yang kurang," katanya.

Pihaknya juga berharap pembangunan gedung penunjang segera dituntaskan karena hingga saat ini, rencana ada fasilitas gedung laboratorium, masjid, perpustakaan dan lainnya belum terwujud. 

"Termasuk listrik, saat ini sangat terbatas karena satu kwh (kilowatt per jam) digunakan untuk tiga sekolah yang dipindahkan ke lokasi yang sama akibatnya aliran listrik tidak kuat dan sering mati,"

Baca juga: 49 persen SD di Sumba Barat kekurangan fasilitas kebersihan

Baca juga: Ribuan ruang kelas SD di Cianjur rusak


 

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018