Bogor (ANTARA News) - Satreskrim Polresta Bogor Kota, mengungkap kasus kekerasan terhadap anak melalui tawuran di belakang Terminal Bubulak, Bogor, yang menewaskan seorang pelajar SMP merupakan kejadian terencana.

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Ulung Sampurna Jawa, di Mapolresta Kapten Muslihat, Kamis malam, menyebutkan, kasus tawuran ini bukan kejadian biasa, tetapi disiapkan dan direncanakan layaknya gladiator yang sempat heboh tahun lalu.

"Kasus ini, adanya tawuran tidak seperti yang biasa terjadi pertemuan dua kelompok saling serang, tetapi kejadian ini memang sengaja diadakan, seperti kasus gladiator," kata Ulung.

Ia mengatakan, kasus kekerasan terhadap anak ini melibatkan dua SMP yang berada di wilayah Kabupaten Bogor.

Tawuran atau aksi saling serang yang mereka lakukan sudah menjadi tradisi antar sekolah.

"Mereka menamakannya `Acara` yang mengadakan alumni dari masing-masing SMP ini," katanya.

Tawuran ala `Acara` ini melibatkan salah satu SMP di wilayah Dramaga dan Cibungbulang. Polanya, alumni menyiapkan adik kelas atau siapa saja yang akan diadu sekolah lawan, dengan format tiga lawan tiga.

Dalam Acara tersebut, ada tiga orang yang saling berkelahi, ada yang menyiapkan senjata tajam, ada juga sebagai promotor dan ada yang merekam atau memvideokan kejadian.

"Ini sudah jadi tradisi, bedanya, dulu mereka tidak menggunakan senjata tajam. Kali ini, mereka pakai senjata tajam dengan kode (kata sandi-red) ada barang," katanya.

Ulung mengatakan, selain menggunakan barang berupa senjata tajam, tradisi buruk ini juga direkam oleh kakak kelas yang rencananya akan dipublikasi di jaringan sosial Youtube sebagai ajang pamer kekuatan dengan tanda pagar tawuran.

Kasus tawuran ini melibatkan sembilan anak di bawah umur, korban meninggal dunia dengan inisial MIS usia 13 tahun, satu korban koma masih dirawat di rumah sakit, dua pelaku DPO, lima diamankan.

"Dari lima yang diamankan, dua dititipkan di panti rehabilitasi karena usianya masih kurang dari 14 tahun," kata Ulung.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018