Jakarta (ANTARA News) - Permintaan jagung terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi penduduk dan geliat industri, termasuk sektor pakan ternak, sehingga kebijakan pengembangan sentra pertanaman tanaman ini salah satunya diarahkan pada lahan-lahan sub optimal.

Kalimantan Tengah salah satu provinsi dengan agroekosistem beragam luasnya mencapai 15, 3 juta ha, terdiri dari lahan kering 11,6 juta ha dan lahan pasang surut 3.5 juta ha yang sebagian besar merupakan lahan sub optimal, seperti tanah gambut dan tanah sulfat masam dimana untuk menjadikannya sebagai lahan produksi perlu penambahan bahan organik, kapur dan pupuk agar kesuburan lahannya meningkat.

BPTP Kalteng mengatakan telah sukses mengembangkan jagung di lahan sub optimal, yang ditandai dengan panen jagung varietas Bima URI 20. Kegiatan Unit Produksi Benih Sumber (UPBS) yang dilaksanakan di Desa Garantung, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulagn Pisau 2 Agustus lalu.

Kegiatan ini ditujukan buat penyediaan benih sumber jagung di Kalimantan Tengah dan mendorong tumbuhnya penangkar-penangkar benih sumber jagung mandiri di Kalimantan Tengah.

Baca juga: BPTP Banten manfaatkan jagung sebagai tanaman refugia

Menurut penangung jawab kegiatan UPBS (Dr. Twenty Liana) kegiatan produksi benih sumber jagung ini bekerja sama dengan poktan Mekar Tani di lahan seluas 4 ha dan sepertinya adaptif di tanam di lahan kering tadah hujan. Petani  merasa senang karena pertumbuhan dan hasilnya memuaskan.

Lebih lanjut dikatakan Twenty. Potensi hasil Bima  URI 20 untuk  perbenihan adalah 2,5 - 2,7 ton/ha, sedangkan hasil yang diperoleh dari kegiatan ini sekitar 2,0 - 2.5 ton/ha, suatu hasil yang cukup menggembirakan untuk lahan sub optimal.

Juned, salah satu petani pelaksana kegiatan jagung, mengatakan merasa senang dan bangga menjadi bagian dari upaya untuk menyiapkan benih sumber jagung di Kalimantan Tengah, karena Poktan mereka akan dsiapkan menjadi Penangkar Benih Jagung Mandiri.

Baca juga: DJN: Indonesia tak perlu impor benih jagung

Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018