Setiap hari ada yang mengirim hasil madu odeng yang mereka dapat...
Cianjur (ANTARA News) - Musim kemarau bagi warga selatan Cianjur, Jawa Barat, tepatnya Desa Wangunsari di  Kecamatan Naringgul, mendatangkan berkah karena mereka dapat memanen madu odeng yang berlimpah.

Ketika musim kemarau tiba madu odeng yang dihasilkan dari lebah atau tawon yang dikenal warga dengan sebutan odeng berkualitas terbaik dan jarang didapati di daerah lain.

"Sarang odeng di atas pohon besar dan tinggi jenis Kibanen dalam hutan akan menghasilkan madu terbaik setiap tahunnya ketika masuk musim kemarau," kata Dadang (40) warga Desa Wangunsari, Naringgul pencari madu odeng saat dihubungi Sabtu.

Baca juga: Peneliti: uji ilmiah pastikan madu asli-palsu

Di wilayah ini, ketika musim kemarau tiba pohon-pohon besar di dalam hutan berbunga muda dan banyak dihisap lebah odeng sehingga menghasilkan madu berkualitas dengan nilai jual tinggi.

Bahkan madu odeng yang didapat warga sejak beberapa hari terakhir sudah ditunggu calon pembeli dari berbagai daerah Cianjur hingga luar kota.

"Kalau musim penghujan sarang odeng tidak terlihat sehingga tidak ada madu yang hasilkan. Kalau musim panas atau kemarau banyak warga yang mencari madu odeng ke dalam hutan sebagai penghasilan," katanya.

Sementara Abah Ace (70) penampung sekaligus penjual madu odeng mengatakan musim kemarau pemetik madu banyak yang mengirim madu tawon odeng liar sehingga ?pihaknya kebanjiran stok.

"Setiap hari ada yang mengirim hasil madu odeng yang mereka dapat. Dalam satu hari stok sudah habis karena ditunggu pemesan, madu odeng merupakan madu lebih liar bukan hasil penangkaran," katanya. 

Untuk satu botol bekas sirup madu odeng dijual Rp100 ribu perbotol atau Rp 70 ribu perkilo ketika dibawa dengan sarangnya. "Sebagian besar pembeli memilih madu yang masih dari sarangnya," kata Abah.

Baca juga: "Kedai Lebah" suguhkan masakan seba madu
Baca juga: Madu buloh seuma akan dipatenkan Aceh Selatan
Baca juga: Peladang hutan Tulungagung budidaya lebah klanceng

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018