Caracas (ANTARA News) -  Sejumlah pesawat nir-awak ("drone") meledak di dekat sebuah acara militer saat Presiden Venezuela Nicolas Maduro tengah menyampaikan pidato pada Sabtu.

Sang presiden dan sejumlah pejabat senior yang mendampinginya berhasil selamat tanpa terluka, kata Menteri Informasi Jorge Rodriguez yang menyebutnya sebagai "serangan" dengan target Maduro.

Sebanyak tujuh anggota Garda Nasional terluka akibat insiden itu, kata Rodriguez, sebagaimana dikutip oleh Reuters.

Seorang warga Venezuela yang berada di dekat acara di Caracas tersebut mengaku telah mendengar dua ledakan.

Sementara itu sejumlah foto yang beredar di media sosial menunjukkan para pengawal pribadi Maduro tengah melindungi presiden dengan papan hitam anti-peluru. Sebuah foto lain menggambarkan seorang tentara yang mengalami luka berdarah di bagian kepala saat diangkut koleganya.

Maduro, seorang mantan supir bus yang menggantikan pemimpin kharismatik Presiden Hugo Chavez saat meninggal pada 2013 lalu, pada Mei lalu baru saja memenangi pemilihan umum untuk menjadi penguasa Venezuela selama enam tahun ke depan.

Baca juga: Maduro menangi pemilihan presiden Venezuela

Sejumlah pejabat pemerintahan Venezuela mengecam serangan "teroris" pada Sabtu. Saat itu, pidato Maduro dalam acara angkatan bersenjata yang disiarkan televisi berhenti tiba-tiba sementara para tentara terlihat melarikan diri sesaat sebelum siaran dihentikan.

Saat Maduro membicarakan soal perekonomian Venezuela, suara televisi tiba-tiba hilang sementara dia dan beberapa orang di podium nampak mendongak ke atas sambil ketakutan. Kamera kemudian beralih ke arah tentara yang mulai berlarian.

Venezuela adalah negara yang tengah menderita krisis ekonomi selama lima tahun terakhir sehingga menyebabkan bencana kelaparan, lonjakan inflasi ribuan persen, dan gelombang emigrasi massal.

Venezuela, yang dulu sempat menikmati perekonomian sosialis dengan topangan produksi minyak besar, tumbang sejak 2014 akibat jatuhnya harga minyak dunia.

Sebagai seorang yang mendaku diri sebagai "anak" Chavez, Maduro mengaku tengah memerangi konspirasi para "imperialis" yang ingin menghancurkan sosialisme dan merampok minyak Venezuela. Namun para musuh politiknya menuding sang presiden sebagai seorang otoriter yang menghancurkan negara makmur.

Pada tahun lalu, seorang polisi Oscar Perez membajak sebuah helikopter lalu menembakkan senjata api ke sejumlah gedung pemerintahan untuk melawan apa yang dia sebut sebagai diktator. Perez kemudian tewas pasukan pemerintah.

Baca juga: Maduro: musuh gunakan "drone" berpeledak untuk bunuh saya

Penerjemah: GN Nur Lintang

Pewarta: antara
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2018