"Produk tas ini akan mengurangi konsumsi plastik di Qatar..."
London,6/8 (ANTARA News) -Duta Besar Indonesia untuk Qatar, Marsekal Madya (pur) Muhammad Basri Sidehabi menyaksikan penandatangan MoU produk tas dari ubi yang diproduksi dengan menggunakan teknologi Indonesia.

Penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Sein Bags dengan Aal Imran WLL yang akan memasarkan produk Sein Bags, tas pengganti plastik yang terbuat dari ubi yang diproduksi dan menggunakan teknologi Indonesia.

Minister Counsellor KBRI Doha, Boy Dharmawan, kepada Antara London, Senin mengatakan Sein Bags merupakan joint venture antara PT Saesha Global Trading (Indonesia) dan Enchanted Garden (Oman).

Dalam MOU tersebut, Aal Imran memasarkan produk Sein Bags, berupa tas pengganti plastik yang terbuat dari ubi yang diproduksi dan menggunakan teknologi Indonesia.

Dalam sambutannya, Dubes Basri mengatakan tugasnya adalah mendukung siapa saja yang ingin meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan asing lainnya. Ditekankan pentingnya mempromosikan dan membawa produk Indonesia ke Qatar guna meningkatkan kerjasama kedua negara.

Menurut Chairman Sain Bags, Husain Baomar, Aal Imran Trading akan menjadi distributor eksklusif Sain Bags di Qatar. Selain itu, produk tersebut juga dipasarkan di negara-negara Teluk lainnya. Tas ini 100 persen produk organik Indonesia yang terbuat dari tanaman singkong. Tidak membahayakan lingkungan, bahkan hewan pun bisa memakannya dan dalam 180 hari tas tersebut bisa musnah, ujar Baomar.

Perwakilan Aal Imran Trading, Mohammed Maher Dauleh yakin bahwa menyelamatkan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Kita bertanggung jawab dan produk ini akan membantu lingkungan hidup di Qatar di seluruh dunia, ujarnya.

"Produk tas ini akan mengurangi konsumsi plastik di Qatar yang berdampak buruk terhadap lingkungan. Jutaan tas plastik digunakan di Qatar. Salah satu swalayan terkemuka di Qatar dapat mengonsumsi sekitar lima juta kantong plastik per tahun. Jumlah tersebut sangat besar," ujar managing partner Sain Bags, S Shafiuddin.

Sementara itu Direktur Sain Bags, Shradha Rungta, ?pabriknya juga memproduksi berbagai produk termasuk untuk kebutuhan rumah sakit.

Boy Dharmawan mengatakan sebelum krisis Teluk, sekitar 90 persen kebutuhan impornya dipasok melalui negara tetangganya Saudi Arabia, Persatuan Emirat Arab dan Bahrain. Namun dengan adanya isolasi, Qatar berupaya mencari pemasok baru untuk berbagai produk sehingga membuka peluang usaha dan dapat dimanfaatkan pelaku usaha Indonesia yang berada di Qatar.

Salah satunya yang memanfaatkan peluang tersebut adalah Koperasi Warga Indonesia di Qatar (KWIQ) Supermarket. Swalayan diresmikan pertengahan Juni 2017 lalu merupakan bagian dari koperasi milik komunitas diaspora Indonesia.

Ketua Swalayan KWIQ, Kartini Sarsilaningsih berupaya untuk memaksimalkan peluang tersebut dengan memenuhi kebutuhan makanan dan minuman termasuk produk buah-buahan dan sayuran dari Indonesia didistribusikan ke berbagai pasar di Qatar.
 

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018