Cirebon (ANTARA News) - Ribuan santri, pejabat sipil dan militer mengantar pemakaman KH Abdullah Abbas, pemimpin Ponpes Buntet Pesantren dalam usia (83) tahun di TPU Gajah Ngambung Desa Buntet, Kecamatan Astana Japura, Kabupaten Cirebon, Jabar, Jumat pukul 15.10 WIB. Sebelumnya pelayat melakukan sholat jenazah KH Abdullah Abbas yang biasa di panggil Ki Dulloh di rumah duka dan jenazah almarhum kembali disolatkan di Mesjid Besar Buntet Pesantren oleh sekitar 3.000 santri. Setelah itu dilanjutkan dengan acara pelepasan jenazah. Dirjen Bimas Islam Depag Nazarudin Umar yang datang mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, tidak hanya Cirebon dan Jawa Barat yang merasa kehilangan beliau, tetapi bangsa Indonesia dan dunia Islam telah kehilangan contoh pemimpin teladan yang amanah. "Presiden berharap santri dan masyakarat Indonesia mampu mewarisi semangat perjuangan beliau yang tanpa pamrih," katanya. Sementara Wakil dari PBNU sekaligus Ketua MUI Jabar KH Hafidz Utsman dalam sambutan pelepasan mengatakan, Ki Dulloh merupakan sosok pejuang lima zaman mulai jaman penjajahan, jaman perjuangan mempertahankan kemerdekaan, orde lama, orde baru dan orde reformasi. "Beliau selalu membimbing perjalanan bangsa, dengan memberikan tausiyah kepada semua pemimpin antara lain untuk selalu bersatu dalam membangun bangsa," katanya. Sedangkan Wakil Ketua DPR-RI Muhaimin Iskandar yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa mengatakan, bangsa Indonesia khususnya umat Islam saat ini merasa bersedih dengan kehilangan ulama besar, namun dibalik itu ada tanggungjawab untuk meneruskan apa yang telah diwariskan beliau. "Beliau merupakan pejuang kemajuan Islam khususnya Ahlusunah Waljamaah," katanya. KH Abdullah Abbas meninggalkan sebelas anaknya yaitu Hj Nyai Qori, Hj Ani Yuliani, H Ayip Abbas, H Ismatul Maula, Hj Aisyiah, Laila Masitoh, H Mustadi Abas, H Muhammad, H Yusuf Abdul Adzim, Neneng Marastusolihah, dan Abdul Jamil. Jenazah Ki Dulloh diberangkat setelah tiba rombongan dari Ciomas, Banten yaitu anak pertama Nyai Qori berserta suaminya KH Mufasir.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007