Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan pertumbuhan konsumsi Rumah Tangga (RT) perlu didukung terkendalinya inflasi sehingga dapat membantu mengerek pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.

"Kami berharap konsumsi rumah tangga tetap kuat. Inflasi harus terkendali agar tidak mengerus daya beli masyarakat," ujar K Suhariyanto saat jumpa pers di Jakarta, Senin.

Pada Juli 2018 terjadi inflasi sebesar 0,28 persen. Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Juli) 2018 sebesar 2,18 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2018 terhadap Juli 2017) sebesar 3,18 persen.

Angka inflasi tersebut masih berada dalam target inflasi Bank Indonesia (BI) 2,5-4,5 persen pada 2018. Pada 2017 lalu, realisasi inflasi sendiri mencapai 3,61 persen, juga masih dalam target 3-5 persen.

Suhariyanto melanjutkan, komponen pengeluaran konsumsi RT pada triwulan II-2018 tumbuh 5,14 persen, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang masih dibawah 5 persen yaitu 4,95 persen. Konsumsi RT masih mendominasi dalam struktur PDB mencakup lebih dari separuhnya yaitu 2,76 persen.

Suhariyanto menuturkan, meningkatnya pertumbuhan konsumsi RT disumbang oleh meningkatnya penjualan motor yang pada triwulan kedua mencapai sekitar 1,54 juta unit atau tumbuh 18,96 persen dan juga penjualan mobil yang mencapai 261 ribu unit atau tumbuh 4,75 persen.

Selain itu, pertumbuhan konsumsi RT juga didukung oleh transaksi kartu kredit yang masih tumbuh sembilan persen, upah riil petani yang masih bagus, dan juga jumlah bantuan sosial yang besar, sehingga presentasenya meningkat.

"Mungkin konsumsi rumah tangga ke depan akan tetap kuat meski tidak sekuat ini, kecuali ada yang menggerakkan lagi di triwulan IV karena ada liburan panjang dan persiapan jelang Natal dan tahun baru," kata Suhariyanto.

BPS mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan II-2018 tumbuh 5,27 persen secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 5,01 persen.

Angka 5,27 persen tersebut juga lebih tinggi dibandingkan pada periode yang sama pada 2016 dan 2015 yang masing-masing tumbuh 5,21 persen dan 4,74 persen.

Namun, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 baru mencapai 5,17 persen, masih di bawah target dalam APBN 2018 5,4 persen.

Baca juga: BPS: Ekonomi Indonesia tumbuh 5,27 persen

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018